Sholat Wajib Muhammadiyah: Panduan, Filosofi, dan Tata Cara

Sholat Wajib Muhammadiyah – Sholat wajib merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan seorang Muslim. Ibadah ini adalah bentuk manifestasi hubungan vertikal antara manusia dan Allah. Dalam pandangan Muhammadiyah, sholat wajib bukan sekadar rutinitas ibadah; namun merupakan ekspresi ketundukan, ketaatan, dan rasa syukur. Memahami bagaimana Muhammadiyah memandang sholat wajib serta bagaimana tata cara pelaksanaannya menjadi penting agar kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Landasan Hukum Sholat Wajib dalam Muhammadiyah

Dalam ajaran Muhammadiyah, landasan utama sholat wajib sama seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Kewajiban sholat lima waktu disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, salah satunya adalah surah Al-Baqarah:

“Dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Hadits juga menjadi sumber penting dalam Muhammadiyah, sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

“Sholat itu adalah tiang agama. Barangsiapa yang mendirikannya, maka ia telah menegakkan agama; dan barangsiapa yang meninggalkannya, maka ia telah meruntuhkan agama.” (HR. Al-Baihaqi)

Dengan demikian, Muhammadiyah menekankan pentingnya menunaikan sholat lima waktu sebagai kewajiban utama dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim.

Lima Sholat Wajib dalam Sehari

Sholat wajib yang harus dilakukan setiap hari oleh umat Islam terdiri dari lima waktu. Muhammadiyah tidak memiliki perbedaan signifikan dengan mayoritas umat Islam lainnya dalam pelaksanaan lima sholat wajib ini. Setiap sholat memiliki makna dan pelajaran tersendiri yang terkandung di dalamnya.

Sholat Subuh, yang dikerjakan sebelum terbitnya matahari, mengajarkan kesadaran diri sejak awal hari. Dalam surah Al-Isra disebutkan:

“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) Subuh. Sesungguhnya sholat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra: 78)

Pelaksanaan Sholat Dzuhur mengingatkan kita akan keberkahan di tengah hari, ketika kita berhenti sejenak dari aktivitas duniawi. Sholat ini mengajarkan disiplin dan keseimbangan antara pekerjaan dan ibadah.

Sholat Ashar, yang dikerjakan di sore hari, mengajarkan pentingnya menutup hari dengan kebaikan. Dalam surah Al-Baqarah juga ditegaskan pentingnya menjaga sholat ini:

“Peliharalah segala sholat(mu), dan (peliharalah) sholat Wustha (Ashar).” (QS. Al-Baqarah: 238)

Menjelang malam, Sholat Maghrib dilakukan sebagai tanda syukur atas nikmat siang hari yang telah berlalu. Adapun Sholat Isya menutup hari dengan ketenangan; mengingatkan kita untuk kembali kepada Allah sebelum beristirahat.

Cara dan Tata Tertib Sholat Wajib

Muhammadiyah memiliki pedoman yang jelas dalam tata cara pelaksanaan sholat wajib. Tata cara ini didasarkan pada Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah SAW, dan ijtihad ulama yang bersumber dari pemahaman teks-teks keagamaan secara kontekstual. Muhammadiyah menekankan bahwa sholat harus dilakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah, namun tanpa menambah atau mengurangi ketentuan yang ada.

Pertama, sebelum memulai sholat, seorang Muslim harus memastikan bahwa dirinya suci dari hadas besar dan kecil. Wudhu adalah syarat sahnya sholat, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Maidah:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6)

Selanjutnya, dalam sholat, niat merupakan hal yang sangat penting. Muhammadiyah menekankan bahwa niat harus dihadirkan dalam hati sebelum memulai takbiratul ihram. Takbiratul ihram adalah langkah pertama dalam sholat yang menandakan dimulainya ibadah ini; mengucapkan “Allahu Akbar” dengan penuh kesadaran.

Tata cara lain yang juga penting adalah membaca surat Al-Fatihah dalam setiap rakaat, berdiri tegak, rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, dan salam. Muhammadiyah menekankan pentingnya kekhusyukan dalam setiap gerakan dan bacaan sholat, agar sholat yang dilaksanakan benar-benar menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Peran Sholat dalam Kehidupan Sehari-hari

Sholat tidak hanya berfungsi sebagai ibadah ritual, namun juga memiliki dampak mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Muhammadiyah memandang sholat sebagai sarana untuk membangun moralitas dan etika. Ibadah sholat mengajarkan kedisiplinan, ketundukan, dan ketaatan kepada Allah. Selain itu, sholat juga menjadi sarana introspeksi diri.

Dalam surah Al-Ankabut, Allah menegaskan bahwa sholat memiliki peran besar dalam mencegah perbuatan keji dan mungkar:

“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)

Hal ini memperkuat keyakinan Muhammadiyah bahwa sholat harus dihayati dengan mendalam, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan dalam perilaku sehari-hari. Bagi Muhammadiyah, ibadah sholat yang baik adalah yang membawa perubahan pada diri seseorang, menjadikannya lebih baik dan lebih taat kepada Allah serta lebih peduli kepada sesama manusia.

Keistimewaan Sholat dalam Pandangan Muhammadiyah

Sholat wajib memiliki keistimewaan tersendiri dalam ajaran Muhammadiyah. Selain menjadi kewajiban, sholat juga dianggap sebagai sarana untuk memperkuat ikatan persaudaraan antar sesama Muslim. Dalam banyak kesempatan, Muhammadiyah mendorong umatnya untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid, terutama pada sholat Maghrib dan Isya.

Berjamaah dalam sholat tidak hanya meningkatkan pahala, namun juga mempererat tali persaudaraan. Rasulullah SAW bersabda:

“Sholat berjamaah itu lebih utama dibandingkan sholat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Melalui sholat berjamaah, umat Islam diajarkan untuk menjaga kebersamaan, saling mendoakan, dan berbagi kebaikan. Hal ini sejalan dengan visi Muhammadiyah yang mengutamakan kemajuan umat dan kebersamaan dalam ibadah.

Kesimpulan

Bagi Muhammadiyah, sholat wajib merupakan pilar utama yang menopang kehidupan seorang Muslim. Lebih dari sekadar kewajiban, sholat adalah manifestasi hubungan suci antara manusia dan Tuhannya. Pelaksanaannya harus dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan kesadaran; bukan hanya sebatas rutinitas, tetapi sebagai jalan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan memahami filosofi dan tata cara pelaksanaan sholat wajib, setiap Muslim diharapkan dapat meningkatkan kualitas ibadah dan kehidupannya.

Dan dirikanlah sholat sebagai bentuk ketaatan dan rasa syukur kepada Allah; peliharalah ibadah ini sebagai manifestasi dari kecintaan kita kepada Sang Pencipta.

Mari Berwakaf !

wakaaf asrama-50%
wakaaf asrama-50%
wakaf kaca-50%
previous arrow
next arrow

Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah, kami mengajak Anda semua untuk berpartisipasi dalam program wakaf pemasangan kaca asrama di Masjid Al-Kahfi. Asrama ini akan menjadi tempat tinggal bagi para tahfidz yang tengah menghafal Al-Quran dan calon-calon CEO masa depan yang berakhlak mulia.

No-rekening wakaf 2024

Silahkan konfirmasi ke nomor berikut ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top