Safar Tanggal Berapa – Dalam Islam, safar atau bepergian memiliki makna yang mendalam dan penuh dengan hikmah. Tidak hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga mengandung dimensi spiritual dan sosial yang penting. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah, kapan waktu yang tepat untuk melakukan safar? Mari kita jelajahi lebih dalam mengenai hal ini dengan panduan dari Al-Qur’an dan Hadis.
Makna dan Pentingnya Safar dalam Islam
Safar bukan hanya sekedar berpindah tempat, tetapi juga merupakan bagian dari kehidupan seorang Muslim yang bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT sering kali menyebutkan pentingnya perjalanan untuk merenungi ciptaan-Nya dan mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian di sekitar kita. Sebagai contoh, dalam Surah Al-Mulk ayat 15, Allah SWT berfirman:
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”
(QS. Al-Mulk: 15)
Ayat ini menegaskan bahwa perjalanan dapat menjadi sarana untuk mencari rezeki dan merenungi kekuasaan Allah SWT.
Tanggal Berapa yang Tepat untuk Safar?
Tidak ada ketentuan tanggal spesifik dalam Islam mengenai kapan sebaiknya melakukan safar. Namun, ada beberapa panduan dari Hadis yang dapat dijadikan acuan. Misalnya, Rasulullah SAW menganjurkan agar perjalanan dilakukan pada hari Kamis. Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
“Rasulullah SAW biasa berangkat safar pada hari Kamis.”
(HR. Bukhari)
Meski demikian, hal ini tidak berarti bahwa safar hanya boleh dilakukan pada hari Kamis. Islam adalah agama yang fleksibel dan memberikan kemudahan bagi umatnya. Jika ada keperluan mendesak atau kondisi tertentu, perjalanan bisa dilakukan kapan saja asalkan tidak melanggar syariat.
Doa dan Etika Saat Safar
Selain menentukan waktu yang tepat, penting juga bagi seorang Muslim untuk memperhatikan doa dan etika saat melakukan safar. Rasulullah SAW telah mengajarkan beberapa doa yang bisa dibaca sebelum, selama, dan setelah perjalanan. Salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah:
“Subhanalladzi sakhkhara lana hadza wa ma kunna lahu muqrinin wa inna ila rabbina lamunqalibun.”
(QS. Az-Zukhruf: 13-14)
Yang artinya: “Mahasuci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Doa ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak Allah SWT dan kita selalu bergantung kepada-Nya.
Keutamaan Safar dalam Islam
Safar memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Salah satunya adalah sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi. Dalam sebuah Hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.”
(HR. Bukhari)
Dengan melakukan perjalanan untuk mengunjungi keluarga, sahabat, atau saudara seiman, kita dapat mempererat hubungan dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Tantangan dan Hikmah di Balik Safar
Setiap perjalanan pasti memiliki tantangan tersendiri. Namun, di balik setiap tantangan terdapat hikmah yang bisa kita ambil. Dalam Surah Al-Ankabut ayat 20, Allah SWT berfirman:
“Katakanlah: ‘Berjalanlah di muka bumi, lalu perhatikanlah bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.'”
(QS. Al-Ankabut: 20)
Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu mengambil pelajaran dari setiap perjalanan yang kita lakukan. Setiap tempat yang kita kunjungi, setiap orang yang kita temui, dan setiap pengalaman yang kita alami, semuanya adalah tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang patut kita renungkan.
Persiapan Sebelum Safar
Sebelum melakukan perjalanan, ada beberapa persiapan yang sebaiknya dilakukan oleh seorang Muslim. Pertama, pastikan untuk mengecek kondisi kesehatan dan membawa perlengkapan yang dibutuhkan. Kedua, informasikan kepada keluarga atau kerabat terdekat mengenai rencana perjalanan kita. Hal ini penting untuk menjaga komunikasi dan memberikan rasa aman bagi orang-orang yang kita tinggalkan.
Ketiga, jangan lupa untuk mengatur keuangan dengan baik. Pastikan kita membawa bekal yang cukup dan mengatur keuangan dengan bijak selama perjalanan. Keempat, selalu berdoa memohon perlindungan dan keselamatan kepada Allah SWT sebelum memulai perjalanan.
Safar dan Ibadah
Selama melakukan safar, seorang Muslim tetap wajib menjalankan ibadah sesuai dengan kemampuannya. Allah SWT memberikan keringanan bagi orang yang sedang dalam perjalanan, seperti dalam hal shalat. Dalam Surah An-Nisa ayat 101, Allah SWT berfirman:
“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu meng-qasar shalatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
(QS. An-Nisa: 101)
Meng-qasar shalat berarti memperpendek shalat yang terdiri dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Ini adalah salah satu bentuk kemudahan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang sedang safar.
Mengambil Pelajaran dari Safar
Setiap safar adalah kesempatan untuk belajar dan mengambil pelajaran. Dalam Hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Perjalanan adalah bagian dari siksaan; ia menghalangi seseorang dari makan, minum, dan tidur. Maka apabila salah seorang dari kalian telah menyelesaikan urusannya, hendaklah ia segera kembali kepada keluarganya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa safar bukanlah sesuatu yang mudah dan memerlukan pengorbanan. Namun, di balik setiap pengorbanan terdapat pahala dan hikmah yang besar. Safar mengajarkan kita tentang kesabaran, ketabahan, dan ketawakalan kepada Allah SWT.
Kesimpulan
Safar adalah bagian penting dari kehidupan seorang Muslim yang penuh dengan hikmah dan pelajaran. Meskipun tidak ada ketentuan tanggal spesifik untuk melakukan safar, yang terpenting adalah memperhatikan etika dan doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dengan persiapan yang matang dan niat yang tulus, setiap perjalanan yang kita lakukan akan menjadi ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ayo, temukan hikmah di setiap langkah perjalananmu dan jadikan setiap safar sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Baca Juga:
Mari Berwakaf !
Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah, kami mengajak Anda semua untuk berpartisipasi dalam program wakaf pemasangan kaca asrama di Masjid Al-Kahfi. Asrama ini akan menjadi tempat tinggal bagi para tahfidz yang tengah menghafal Al-Quran dan calon-calon CEO masa depan yang berakhlak mulia.