Puasa 10 Muharam: Ayo Kenali Keutamaannya!

Puasa 10 Muharam

Puasa 10 Muharam – sering disebut juga dengan puasa Asyura merupakan salah satu ibadah yang memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Meskipun tidak sepopuler puasa Ramadhan, puasa Asyura memiliki tempat istimewa dalam hati umat Islam. Bagaimana sebenarnya sejarah dan keutamaan dari puasa ini? Mari kita telusuri lebih dalam!

Sejarah Puasa 10 Muharam

Puasa Asyura memiliki akar sejarah yang sangat dalam. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa puasa ini sudah dilakukan sejak zaman nabi-nabi terdahulu. Nabi Musa AS, misalnya, berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas diselamatkannya Bani Israil dari kejaran Fir’aun. Hal ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA:

“Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Maka beliau bersabda, ‘Ada apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah hari baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa pun berpuasa pada hari ini.’ Rasulullah bersabda, ‘Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.’ Maka beliau berpuasa dan memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits ini, kita mengetahui bahwa puasa Asyura telah memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi, bahkan sebelum disyariatkan kepada umat Islam.

Puasa 10 Muharam: Keutamaan Puasa Asyura

Puasa Asyura memiliki banyak keutamaan yang dijelaskan dalam berbagai hadits. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa Asyura itu menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.”

(HR. Muslim)

Keutamaan ini menunjukkan betapa besarnya pahala yang bisa didapatkan dari puasa ini. Menghapus dosa selama setahun tentu merupakan anugerah besar bagi setiap muslim yang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalil dari Al-Quran dan Hadis

Meskipun puasa Asyura tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Quran, namun banyak hadits yang menjelaskan tentang keutamaan dan anjuran untuk melaksanakan puasa ini. Selain hadits-hadits yang sudah disebutkan sebelumnya, ada juga hadits lain yang menguatkan anjuran puasa Asyura, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA:

“Aku tidak pernah melihat Nabi SAW berpuasa pada suatu hari dengan penuh keinginan untuk mendapatkan keutamaannya dibandingkan hari ini (Asyura) dan bulan ini (Ramadhan).”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan betapa Rasulullah SAW sangat menganjurkan puasa Asyura, bahkan beliau sendiri sangat bersemangat melaksanakannya.

Puasa 10 Muharam: Hikmah dan Manfaat Puasa Asyura

Puasa Asyura bukan hanya soal menjalankan perintah agama, tetapi juga membawa banyak hikmah dan manfaat, baik dari segi spiritual maupun kesehatan. Dari segi spiritual, puasa Asyura merupakan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berpuasa, seorang muslim diajak untuk merenungkan kembali segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat, serta bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Dari segi kesehatan, puasa Asyura, seperti halnya puasa pada umumnya, memiliki manfaat yang luar biasa. Puasa dapat membantu detoksifikasi tubuh, meningkatkan metabolisme, dan menjaga keseimbangan hormonal. Selain itu, puasa juga melatih kesabaran dan kontrol diri, yang merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari.

Menghidupkan Sunnah dengan Puasa Asyura

Menghidupkan sunnah Rasulullah SAW adalah salah satu cara untuk mendapatkan keberkahan dalam hidup. Dengan melaksanakan puasa Asyura, seorang muslim berarti telah menghidupkan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini juga sejalan dengan perintah Allah SWT dalam Al-Quran:

“Katakanlah (Muhammad), jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”

(QS. Ali ‘Imran: 31)

Mengikuti sunnah Rasulullah SAW adalah bukti kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, melaksanakan puasa Asyura adalah salah satu wujud nyata dari upaya kita untuk mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW.

Praktik dan Pelaksanaan Puasa Asyura

Puasa Asyura dilaksanakan pada tanggal 10 Muharam. Namun, untuk membedakan diri dari kebiasaan kaum Yahudi yang juga berpuasa pada hari tersebut, Rasulullah SAW menganjurkan untuk menambah puasa sehari sebelum atau sesudahnya, yaitu pada tanggal 9 atau 11 Muharam. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits:

“Berpuasalah kalian pada hari Asyura dan berbedalah dengan kaum Yahudi, puasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.”

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Dengan mengikuti anjuran ini, umat Islam tidak hanya mendapatkan pahala puasa Asyura, tetapi juga mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang senantiasa berusaha untuk membedakan diri dari praktik-praktik ibadah kaum lainnya.

Kesimpulan

Puasa 10 Muharam atau puasa Asyura adalah salah satu amalan sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Melalui puasa ini, umat Islam diajak untuk merenungkan kembali nilai-nilai spiritual dan historis yang terkandung di dalamnya. Dengan menjalankan puasa Asyura, kita tidak hanya mendapatkan pahala dan pengampunan dosa, tetapi juga turut menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dan mengenang perjuangan para pendahulu kita dalam menegakkan kebenaran.

Mari Berwakaf !

wakaaf asrama-50%
wakaaf asrama-50%
wakaf kaca-50%
previous arrow
next arrow

Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah, kami mengajak Anda semua untuk berpartisipasi dalam program wakaf pemasangan kaca asrama di Masjid Al-Kahfi. Asrama ini akan menjadi tempat tinggal bagi para tahfidz yang tengah menghafal Al-Quran dan calon-calon CEO masa depan yang berakhlak mulia.

No-rekening wakaf 2024

Silahkan konfirmasi ke nomor berikut ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top