Niat Puasa 10 Muharram 2024 – Puasa pada tanggal 10 Muharram, atau yang dikenal dengan sebutan Hari Asyura, memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam. Banyak di antara kita yang mungkin belum menyadari betapa besar pahala dan keberkahan yang terkandung dalam puasa sunnah ini. Yuk, mari kita dalami niat puasa 10 Muharram 2024 dan kenapa kita sebaiknya tidak melewatkannya!
Puasa pada Hari Asyura telah menjadi bagian penting dari tradisi umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Momen ini tidak hanya menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga merupakan waktu yang penuh dengan hikmah dan sejarah penting bagi umat Islam. Menurut sejarah, Hari Asyura merupakan hari di mana Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dan Bani Israel dari kejaran Fir’aun. Kejadian ini menandakan kebesaran Allah dan rahmat-Nya kepada umat yang taat.
Keutamaan Puasa Asyura
Puasa pada tanggal 10 Muharram disebutkan dalam banyak hadits memiliki keutamaan yang sangat besar. Salah satu hadits yang sering dijadikan rujukan adalah hadits dari Abu Qatadah RA, di mana Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim)
Ini menunjukkan bahwa puasa Asyura adalah salah satu kesempatan emas bagi umat Islam untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosa yang telah lalu.
Niat Puasa 10 Muharram
Menunaikan puasa 10 Muharram memerlukan niat yang tulus dari hati. Niat ini penting karena menentukan sah atau tidaknya ibadah kita. Niat puasa sunnah Asyura cukup diucapkan dalam hati pada malam hari sebelum fajar atau saat sahur. Berikut adalah lafal niat puasa Asyura:
“Nawaitu shauma yauma ‘asyura lillahi ta’ala.”
Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah Asyura karena Allah Ta’ala.”
Dalil dari Al-Quran dan Hadis
Dalam Al-Quran, meskipun tidak disebutkan secara spesifik tentang puasa Asyura, puasa adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan. Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)
Selain itu, Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan puasa Asyura dalam beberapa hadits. Selain hadits yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat pula riwayat dari Ibnu Abbas RA yang menyatakan:
“Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya, ‘Hari apakah ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah hari yang baik; hari ini Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari ini.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.’ Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Sejarah dan Hikmah Puasa Asyura
Hari Asyura memang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Peristiwa penyelamatan Nabi Musa AS dan Bani Israel dari Fir’aun adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah agama-agama Samawi. Kisah ini tidak hanya memberikan pelajaran tentang kekuasaan Allah yang mutlak, tetapi juga tentang keimanan dan kesabaran dalam menghadapi ujian.
Rasulullah SAW juga menambahkan nilai dalam puasa Asyura dengan menyebutkan bahwa berpuasa pada hari itu dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu. Ini adalah bentuk rahmat yang besar bagi umat Islam, memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Cara Melaksanakan Puasa Asyura
Untuk melaksanakan puasa Asyura, sangat sederhana. Berikut langkah-langkah yang bisa diikuti:
- Niat di Malam Hari: Seperti yang telah disebutkan, niat adalah bagian penting dari puasa. Pastikan Anda sudah berniat untuk berpuasa sebelum waktu fajar tiba.
- Menjaga Kesucian Niat: Selama berpuasa, niatkan puasa ini semata-mata karena Allah SWT. Hindari melakukan perbuatan yang bisa merusak pahala puasa.
- Berdoa dan Memohon Ampunan: Manfaatkan momen ini untuk banyak berdoa, memohon ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hari Asyura adalah waktu yang penuh berkah.
- Memperbanyak Amal Sholeh: Selain berpuasa, Anda juga bisa memperbanyak amalan lain seperti membaca Al-Quran, berdzikir, bersedekah, dan lain-lain.
Menggabungkan dengan Puasa Tasu’a
Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram, yang dikenal dengan sebutan puasa Tasu’a. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
“Jika aku masih hidup hingga tahun depan, aku pasti akan berpuasa pada hari kesembilan (Muharram).”
(HR. Muslim)
Puasa Tasu’a dilakukan untuk membedakan kebiasaan puasa kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Dengan demikian, melaksanakan puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram merupakan sunnah yang sangat dianjurkan.
Penutup
Puasa 10 Muharram adalah salah satu bentuk ibadah yang penuh dengan hikmah dan keberkahan. Selain menghapus dosa setahun yang lalu, puasa ini juga merupakan wujud syukur dan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan puasa Asyura, kita tidak hanya mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, tetapi juga meneladani Nabi Musa AS yang diselamatkan oleh Allah pada hari tersebut.
Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kesempatan untuk melaksanakan puasa Asyura dengan niat yang tulus dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.
Baca Juga:
Mari Berwakaf !
Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah, kami mengajak Anda semua untuk berpartisipasi dalam program wakaf pemasangan kaca asrama di Masjid Al-Kahfi. Asrama ini akan menjadi tempat tinggal bagi para tahfidz yang tengah menghafal Al-Quran dan calon-calon CEO masa depan yang berakhlak mulia.