Keutamaan Bulan Dzulhijjah untuk MenikahKeutamaan Bulan Dzulhijjah untuk Menikah

Keutamaan Bulan Dzulhijjah untuk Menikah

Keutamaan Bulan Dzulhijjah untuk MenikahKeutamaan Bulan Dzulhijjah untuk Menikah

Keutamaan Bulan Dzulhijjah untuk Menikah: Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang memiliki keistimewaan tersendiri dalam kalender Islam. Bulan ini dikenal karena ibadah haji yang dilaksanakan oleh umat Muslim dari seluruh dunia dan perayaan Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Selain itu, Dzulhijjah juga sering dianggap sebagai waktu yang baik untuk melangsungkan pernikahan. Artikel ini akan membahas mengapa Dzulhijjah dianggap waktu yang tepat untuk menikah, disertai dengan dalil-dalil yang mendukung pandangan ini.

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari bulan-bulan haram dalam Islam, yakni bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan,326) (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.

(At-Taubah [9]:36)

Empat bulan haram yang dimaksud adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bulan-bulan ini dianggap suci dan penuh berkah, sehingga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah dan menjauhi perbuatan dosa.

Dalil Pernikahan dalam Islam

Pernikahan dalam Islam bukan hanya sekadar ikatan antara dua individu, tetapi juga merupakan sunnah Rasulullah SAW yang dianjurkan untuk dilaksanakan.

قَالَ عَبْدُ اللَّهِ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَبَابٌ لَيْسَ لَنَا شَيْءٌ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّ الصَّوْمَ لَهُ وِجَاءٌ

Abdullah berkata: “kami pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kami adalah para pemuda yang tidak memiliki sesuatupun, kemudian beliau bersabda: “Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang mampu menikah, hendaknya ia menikah, sesungguhnya hal itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan, dan barangsiapa yang tidak mampu, hendaknya ia berpuasa, sesungguhnya berpuasa adalah benteng baginya.”

Sunan Darimi 2071

Pernikahan juga merupakan cara untuk menjaga kesucian dan kehormatan diri, serta sarana untuk melanjutkan keturunan dalam ikatan yang sah dan diberkahi oleh Allah.

Keutamaan Menikah di Bulan Dzulhijjah

Menikah di bulan Dzulhijjah memiliki beberapa keutamaan dan manfaat yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Dzulhijjah dianggap sebagai waktu yang baik untuk menikah:

1. Bulan Penuh Berkah

Dzulhijjah adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan rahmat dari Allah. Keberkahan ini tidak hanya terkait dengan ibadah haji dan kurban, tetapi juga mencakup segala aspek kehidupan, termasuk pernikahan. Menikah di bulan yang diberkahi diharapkan akan membawa keberkahan dalam rumah tangga yang dibina.

2. Mengikuti Sunnah Nabi

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menikah dan mempermudah urusan pernikahan. Dalam sebuah hadis disebutkan:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِي فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي وَتَزَوَّجُوا فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ وَمَنْ كَانَ ذَا طَوْلٍ فَلْيَنْكِحْ وَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَعَلَيْهِ بِالصِّيَامِ فَإِنَّ الصَّوْمَ لَهُ وِجَاءٌ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Menikah adalah sunnahku, barangsiapa tidak mengamalkan sunnahku berarti bukan dari golonganku. Hendaklah kalian menikah, sungguh dengan jumlah kalian aku akan berbanyak-banyakkan umat. Siapa memiliki kemampuan harta hendaklah menikah, dan siapa yang tidak hendaknya berpuasa, karena puasa itu merupakan tameng.”

Sunan Ibnu Majah 1836

Dengan melangsungkan pernikahan di bulan Dzulhijjah, pasangan tidak hanya mengikuti sunnah Rasulullah, tetapi juga memilih waktu yang penuh dengan keutamaan.

3. Momen Ibadah yang Khusyuk

Bulan Dzulhijjah adalah waktu di mana umat Islam disibukkan dengan berbagai ibadah, seperti puasa sunnah, memperbanyak dzikir, dan amalan-amalan lainnya. Melangsungkan pernikahan di bulan ini dapat menjadi bagian dari ibadah yang khusyuk, mempererat hubungan dengan Allah, dan memulai kehidupan berumah tangga dengan pondasi yang kuat dalam keimanan.

4. Doa yang Mustajab

Dalam bulan Dzulhijjah, terutama pada hari-hari tertentu seperti hari Arafah, doa-doa yang dipanjatkan memiliki keutamaan tersendiri dan lebih mustajab. Menikah di waktu ini memberikan kesempatan bagi pasangan untuk memohon kepada Allah agar pernikahan mereka diberkahi, langgeng, dan diberikan keturunan yang saleh dan salehah.

5. Semangat Berkurban

Hari raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah adalah hari yang sangat istimewa bagi umat Islam. Semangat berkurban yang menyertainya juga dapat diimplementasikan dalam kehidupan pernikahan. Dengan menikah di bulan ini, pasangan dapat meneladani semangat pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, yang menjadi contoh ketaatan dan ketulusan dalam menjalani perintah Allah.

Dalil Menikah di Bulan Dzulhijjah

Meskipun tidak ada dalil khusus yang mengharuskan menikah di bulan Dzulhijjah, beberapa dalil umum tentang keutamaan bulan ini dapat menjadi pertimbangan bagi pasangan yang hendak menikah.

Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada hari, dimana amal shalih padanya lebih Allah cintai daripada hari ini yakni sepuluh hari pertama (Dzul Hijjah).” Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, tidak pula berjihad di jalan Allah?” Beliau berkata: “Tidak pula berjihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali membawa sesuatupun.”

HR.Sunan Abu Daud 2082

Dalam hadis ini, Rasulullah menjelaskan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yang sangat besar. Melangsungkan pernikahan di waktu yang penuh dengan keutamaan ini diharapkan membawa keberkahan yang berlimpah.

Keberkahan Hari Arafah

Hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah adalah hari yang sangat mulia dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasa tiga hari setiap bulan, puasa dari Ramadlan ke Ramadlan sama dengan puasa setahun penuh. Sedangkan puasa pada hari Arafah, aku memohon pula kepada Allah, agar puasa itu bisa menghapus dosa setahun setahun penuh sebelumnya dan setahun sesudahnya. Adapun puasa pada hari ‘Asyura`, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya.”

Shahih Muslim 1976

Menikah di sekitar hari Arafah memberikan kesempatan bagi pasangan untuk memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah, serta memulai kehidupan berumah tangga dengan penuh rasa syukur dan taqwa.

Keutamaan Idul Adha

Hari raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah juga memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah SAW bersabda:

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ بِشْرِ بْنِ سُحَيْمٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ فَقَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ وَإِنَّ هَذِهِ الْأَيَّامَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ali bin Muhammad keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Sufyan dari Habib bin Abu Tsabit dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im dari Bisyr bin Suhaim berkata: “Pada hari-hari tasyriq Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah, beliau mengatakan: “Tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang bersih, dan ini adalah hari-hari makan dan minum. “

Sunan Ibnu Majah 1710

Menikah di hari-hari yang penuh dengan semangat berkurban dan syukur ini memberikan makna tersendiri bagi pasangan yang memulai kehidupan baru. Semangat berkurban dan kebersamaan yang menjadi ciri khas Idul Adha dapat menjadi teladan dalam menjalani kehidupan pernikahan.

Menikah dengan Keberkahan

Menikah adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, dan memilih waktu yang tepat untuk melangsungkan pernikahan dapat membawa keberkahan tersendiri. Bulan Dzulhijjah, dengan segala keutamaannya, menjadi salah satu pilihan waktu yang baik untuk menikah. Selain mengikuti sunnah Rasulullah, menikah di bulan ini juga memberikan kesempatan untuk memulai kehidupan rumah tangga dengan penuh berkah dan doa yang mustajab.

Namun, yang terpenting dalam pernikahan bukan hanya waktu pelaksanaannya, tetapi juga niat yang tulus, kesiapan mental dan spiritual, serta komitmen untuk menjalani pernikahan sesuai dengan ajaran Islam. Dengan demikian, pernikahan akan menjadi jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keutamaan menikah di bulan Dzulhijjah dan menjadi inspirasi bagi pasangan yang hendak melangsungkan pernikahan. Wallahu a’lam.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top