Ibadah Haji Orang Syiah – Ibadah Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, setidaknya sekali seumur hidup. Bagi Muslim Syiah, ibadah haji memiliki makna yang mendalam dan beberapa perbedaan dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan Muslim Sunni. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang ibadah haji menurut perspektif Syiah, termasuk dalil-dalil yang mendukungnya serta perbedaan-perbedaan utama dalam pelaksanaannya.
Pengertian Haji dalam Islam
Haji adalah ziarah ke kota suci Makkah yang harus dilakukan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat kemampuan finansial dan kesehatan. Haji dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Islam. Ibadah ini melibatkan serangkaian ritual yang dilakukan di tempat-tempat tertentu dalam dan sekitar kota Makkah, termasuk Ka’bah, Mina, Muzdalifah, dan Arafah.
Dalil Al-Qur’an tentang Haji
Dasar pelaksanaan ibadah haji dalam Islam terdapat dalam Al-Qur’an, antara lain:
- QS. Āli ‘Imrān [3] :97
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim.) Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu) mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.
- QS. Al-Baqarah [2]: 196
وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ ۗ فَاِنْ اُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ وَلَا تَحْلِقُوْا رُءُوْسَكُمْ حَتّٰى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهٗ ۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ بِهٖٓ اَذًى مِّنْ رَّأْسِهٖ فَفِدْيَةٌ مِّنْ صِيَامٍ اَوْ صَدَقَةٍ اَوْ نُسُكٍ ۚ فَاِذَآ اَمِنْتُمْ ۗ فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ اِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلٰثَةِ اَيَّامٍ فِى الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ اِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗذٰلِكَ لِمَنْ لَّمْ يَكُنْ اَهْلُهٗ حَاضِرِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ࣖ
Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Akan tetapi, jika kamu terkepung (oleh musuh), (sembelihlah) hadyu.56) yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban.57) Apabila kamu dalam keadaan aman, siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji (tamatu’), dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (masa) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak menetap di sekitar Masjidilharam. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Keras hukuman-Nya.
Ibadah Haji Syiah: Dalil dan Perbedaan Perbedaan Pelaksanaan Haji Menurut Syiah dan Sunni
Meski pada dasarnya ritual haji sama antara Syiah dan Sunni, terdapat beberapa perbedaan dalam pelaksanaannya yang dipengaruhi oleh interpretasi dan tradisi yang berbeda.
Miqat
Miqat adalah tempat atau batas waktu untuk memulai ihram, yang merupakan salah satu rukun haji. Bagi Muslim Syiah, ada tambahan lokasi miqat yang bisa digunakan, seperti Juhfah untuk mereka yang datang dari arah Barat.
Talbiyah
Talbiyah adalah seruan yang diucapkan oleh para jamaah haji saat mengenakan ihram. Bagi Muslim Syiah, talbiyah memiliki tambahan yang sedikit berbeda. Jika talbiyah Sunni berbunyi:
“Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa syariika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syariika laka.”
Talbiyah Syiah bisa ditambahkan dengan frasa:
“Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa syariika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syariika laka, labbaika ya Rabbal arwah, labbaika ya Rabbal arwah.”
Ziarah ke Makam
Salah satu praktik penting bagi jamaah haji Syiah adalah ziarah ke makam para Imam Syiah, terutama makam Imam Ali di Najaf dan makam Imam Husain di Karbala. Ziarah ini biasanya dilakukan sebelum atau setelah pelaksanaan haji di Makkah. Bagi Syiah, mengunjungi makam para Imam adalah bentuk penghormatan dan bagian dari memperkuat hubungan spiritual dengan para pemimpin agama mereka.
Muzdalifah dan Arafah
Muslim Syiah mengikuti praktik yang sama dengan Muslim Sunni dalam wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dan mengumpulkan kerikil di Muzdalifah. Namun, ada beberapa amalan tambahan seperti pembacaan doa-doa khusus dari para Imam Syiah yang lebih ditekankan.
Tahlilan dan Tawaf Wada’
Pada akhir ibadah haji, jamaah Syiah sering kali mengadakan tahlilan dan doa bersama untuk menghormati para syuhada dan Imam mereka. Tawaf wada’ (perpisahan) dilakukan dengan perasaan yang sangat mendalam sebagai bentuk perpisahan dengan Ka’bah dan kota suci Makkah.
Ibadah Haji Syiah: Dalil dari Hadis Syiah
Selain Al-Qur’an, hadis-hadis yang diriwayatkan dari para Imam Syiah juga menjadi pedoman penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Beberapa contoh hadis Syiah mengenai haji antara lain:
- Hadis dari Imam Ja’far Ash-Shadiq:
“Barang siapa yang meninggalkan haji padahal ia mampu, maka tidak ada bedanya baginya, apakah ia mati sebagai Yahudi atau Nasrani.”
- Hadis dari Imam Ali Zainal Abidin:
“Haji adalah salah satu pilar utama Islam, yang jika ditinggalkan tanpa alasan yang sah, maka tidak ada tebusan yang cukup untuk menggantikannya.”
- Hadis dari Imam Muhammad Al-Baqir:
“Lakukan haji dan umrah, karena keduanya menghapuskan dosa-dosa dan menghapuskan kemiskinan sebagaimana alat peniup menghilangkan karat besi.”
Ibadah Haji Syiah: Makna Spiritual Haji bagi Syiah
Bagi Muslim Syiah, haji tidak hanya merupakan kewajiban ritual tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam. Haji adalah kesempatan untuk memperbarui ikatan spiritual dengan Allah dan dengan para Imam. Hal ini terlihat dalam amalan-amalan tambahan yang dilakukan selama haji, seperti ziarah ke makam para Imam dan pembacaan doa-doa khusus.
Pengampunan Dosa
Seperti dalam ajaran Sunni, haji bagi Syiah juga merupakan kesempatan untuk mendapatkan pengampunan dosa. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan dari Imam Ja’far Ash-Shadiq:
“Barang siapa yang melaksanakan haji dengan ikhlas dan menjauhkan dirinya dari dosa-dosa, maka ia akan kembali seperti bayi yang baru lahir.”
Persatuan Umat
Haji adalah waktu di mana Muslim dari berbagai penjuru dunia berkumpul dan melaksanakan ibadah bersama. Bagi Syiah, ini juga merupakan waktu untuk mempererat tali persaudaraan di antara sesama Muslim dan menunjukkan persatuan umat Islam di bawah naungan keimanan kepada Allah.
Simbolisasi Perjuangan Imam Husain
Bagi Syiah, haji juga memiliki makna simbolis terkait dengan perjuangan Imam Husain di Karbala. Perjalanan haji dianggap sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan terhadap pengorbanan Imam Husain dan keluarganya. Ini sering diwujudkan dalam bentuk ziarah ke Karbala sebelum atau setelah haji di Makkah.
Penutup
Ibadah haji bagi Muslim Syiah adalah perjalanan spiritual yang mendalam yang menggabungkan kewajiban ritual dengan penghormatan terhadap para Imam dan nilai-nilai spiritual yang diajarkan oleh mereka. Meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam pelaksanaan antara Syiah dan Sunni, esensi dari ibadah haji sebagai bentuk pengabdian kepada Allah tetap sama. Haji adalah saat untuk introspeksi, pengampunan, dan mempererat persatuan umat Islam di seluruh dunia.
Kurban Idul Adha 1445 H
“Kami bantu, terima dan salurkan, InsyaAllah Sesuai Syariah & Tepat Sasaran !”
Bergabunglah dalam program kurban di Masjid Al-Kahfi! Hanya dengan harga paket 3,5 juta, kita bisa berbagi kebahagiaan dengan sesama dan mendapatkan berkah yang melimpah. Ayo, jangan lewatkan kesempatan ini untuk berbagi kebaikan.