Ibadah Haji Sa’i – Ibadah Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial, setidaknya sekali seumur hidup. Salah satu rangkaian dalam ibadah haji yang sangat penting dan penuh makna adalah Sa’i. Sa’i adalah perjalanan bolak-balik antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian Sa’i, tata cara pelaksanaannya, serta dalil-dalil yang mendasarinya dalam syariat Islam.
Ibadah Haji Sa’i: Pengertian Sa’i
Sa’i secara bahasa berarti “berlari-lari kecil” atau “berusaha”. Dalam konteks ibadah haji, Sa’i merujuk pada ibadah yang dilakukan dengan berjalan cepat antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ibadah ini merupakan salah satu rukun yang harus dilaksanakan dalam rangkaian haji dan umrah. Sa’i mengingatkan umat Islam akan ketabahan dan usaha Hajar, ibu Nabi Ismail, yang berlari antara dua bukit ini untuk mencari air bagi anaknya yang kehausan. Keajaiban yang terjadi kemudian adalah munculnya mata air Zamzam, yang hingga kini menjadi salah satu simbol keberkahan di Tanah Suci.
Ibadah Haji Sa’i: Tata Cara Pelaksanaan Sa’i
Tata cara pelaksanaan Sa’i mencakup beberapa langkah yang harus diikuti oleh jamaah haji. Berikut adalah langkah-langkah tersebut:
- Niat
Niat merupakan syarat sah dalam setiap ibadah. Jamaah harus berniat untuk melakukan Sa’i setelah selesai melaksanakan thawaf. Niat dilakukan dalam hati, menandai bahwa Sa’i yang dilakukan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. - Memulai dari Bukit Safa
Jamaah memulai Sa’i dari Bukit Safa. Sesampainya di Safa, jamaah dianjurkan untuk menghadap Ka’bah, mengangkat kedua tangan, dan membaca doa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu:
۞ اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ
Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah.43) Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai44) antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri,45) lagi Maha Mengetahui.
(Al-Baqarah [2]:158)
- Perjalanan dari Safa ke Marwah
Jamaah berjalan dari Safa menuju Marwah. Disunnahkan bagi pria untuk berlari-lari kecil (raml) di antara dua tanda hijau yang menandai bagian tengah antara Safa dan Marwah, sedangkan wanita cukup berjalan biasa. - Doa dan Dzikir
Selama perjalanan Sa’i, jamaah dianjurkan untuk memperbanyak doa, dzikir, dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Tidak ada doa khusus yang harus dibaca, namun jamaah bisa memohon apa saja kepada Allah sesuai dengan hajat masing-masing. - Memulai Perjalanan dari Marwah ke Safa
Sesampainya di Marwah, jamaah kemudian memulai perjalanan kembali ke Safa. Perjalanan dari Marwah ke Safa ini dihitung sebagai satu kali putaran. Maka, perjalanan dari Safa ke Marwah dan dari Marwah ke Safa dihitung sebagai dua putaran. - Mengulang Hingga Tujuh Kali
Jamaah melakukan Sa’i bolak-balik hingga tujuh kali, dengan perincian perjalanan pertama dimulai dari Safa dan perjalanan terakhir berakhir di Marwah.
Dalil Hadis dan Ijma’ Ulama
Pelaksanaan Sa’i didasarkan pada berbagai dalil dari Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’ para ulama. Berikut adalah beberapa dalil yang mendasari ibadah Sa’i:
Hadis
Sa’i adalah berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ritual ini mengenang usaha Siti Hajar mencari air untuk putranya, Nabi Ismail AS.Maka Beliau berkata: “Kamu sudah berbuat dengan baik, maka thawaflah di Ka’bah Baitullah dan sa’iy antara bukit Shafaa dan Marwah lalu bertahallullah….“
(Shahih Bukhari No.1668)
Ijma’ Ulama
Para ulama sepakat bahwa Sa’i adalah salah satu rukun haji dan umrah yang wajib dilaksanakan. Ketidaksempurnaan dalam pelaksanaan Sa’i dapat menyebabkan tidak sahnya ibadah haji atau umrah seseorang.
Hikmah dan Makna Sa’i
Ibadah Sa’i mengandung banyak hikmah dan makna yang mendalam bagi kehidupan seorang Muslim:
- Ketabahan dan Kesabaran
Sa’i mengajarkan umat Islam tentang pentingnya ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup. Seperti Hajar yang terus berusaha mencari air di tengah padang pasir, seorang Muslim juga harus terus berusaha dan tidak mudah putus asa dalam mencari solusi dari setiap permasalahan. - Ketaatan kepada Allah
Ibadah Sa’i merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dan mengikuti jejak para nabi dan orang-orang saleh terdahulu. Dengan melakukan Sa’i, seorang Muslim menegaskan kembali komitmennya untuk selalu taat dan patuh kepada perintah Allah. - Keikhlasan dalam Beribadah
Sa’i mengingatkan pentingnya keikhlasan dalam beribadah. Meskipun secara fisik cukup melelahkan, pelaksanaan Sa’i harus dilakukan dengan hati yang ikhlas semata-mata karena Allah. - Persaudaraan Islam
Selama melakukan Sa’i, jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berjalan bersama-sama, menunjukkan persaudaraan dan kesetaraan dalam Islam. Semua jamaah, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya, bersama-sama beribadah dengan tujuan yang sama.
Penutup
Ibadah Sa’i merupakan bagian integral dari rangkaian ibadah haji dan umrah yang penuh dengan makna dan hikmah. Melalui pelaksanaan Sa’i, umat Islam diajak untuk mengingat kembali ketabahan dan keikhlasan Hajar, memperkuat ketaatan kepada Allah, dan menjalin persaudaraan di antara sesama Muslim. Dengan memahami tata cara dan dalil-dalil yang mendasarinya, diharapkan setiap Muslim dapat melaksanakan Sa’i dengan benar dan penuh kesadaran, sehingga ibadah haji dan umrah yang dilakukan menjadi sempurna dan diterima oleh Allah SWT.
Kurban Idul Adha 1445 H
“Kami bantu, terima dan salurkan, InsyaAllah Sesuai Syariah & Tepat Sasaran !”
Bergabunglah dalam program kurban di Masjid Al-Kahfi! Hanya dengan harga paket 3,5 juta, kita bisa berbagi kebahagiaan dengan sesama dan mendapatkan berkah yang melimpah. Ayo, jangan lewatkan kesempatan ini untuk berbagi kebaikan.