Hewan Kurban Rasulullah

Hewan Kurban Rasulullah – Meneladani Keteladanan dan Keikhlasan

Hewan Kurban Rasulullah: Ibadah kurban merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki makna mendalam. Di balik penyembelihan hewan ternak, terkandung nilai-nilai ketaatan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Meneladani cara Rasulullah SAW berkurban menjadi panduan penting bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah ini.

Makna Ibadah Kurban

Sebelum mengulas tentang hewan kurban Rasulullah SAW, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu makna ibadah kurban itu sendiri. Secara bahasa, kurban berasal dari bahasa Arab, قَرَبَ (qariba), yang berarti mendekatkan diri. Dalam konteks ibadah, kurban diartikan sebagai penyembelihan hewan ternak tertentu yang dilakukan dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ibadah kurban disyariatkan pada saat Nabi Ibrahim AS diwajibkan untuk menyembelih putranya, Ismail AS, sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Namun, Allah SWT mengganti Ismail AS dengan seekor kibas (domba jantan) [Tafsir Ibnu Katsir, Qs. Al-Saffat: 107]. Peristiwa ini menjadi landasan bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah kurban sebagai wujud ketaatan dan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.

Kurban tidak hanya bermakna pengorbanan, tetapi juga berbagi kepada sesama. Daging kurban dianjurkan untuk dibagi menjadi tiga bagian:

  • Sepertiga untuk keluarga.
  • Sepertiga untuk shahibul kurban (orang yang berkurban).
  • Sepertiga untuk fakir miskin dan kaum dhuafa.

Melalui pembagian ini, terjalin rasa kebersamaan dan kepedulian sosial di antara umat Islam.

Jenis Hewan Kurban Rasulullah SAW

Rasulullah SAW pernah berkurban dengan berbagai jenis hewan, sebagaimana diriwayatkan dalam berbagai hadis sahih:

  • Kambing: Hadis dari Jabir bin Abdillah ra. menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menyembelih seekor kambing pada tahun Hudaibiyah. (HR. Muslim)
  • Domba: Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga berkurban dengan seekor domba. (HR. Tirmidzi)
  • Sapi: Rasulullah SAW pernah berkurban dengan sapi, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarga dan sahabatnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Unta: Hewan kurban Rasulullah SAW juga termasuk unta. Beliau pernah berkurban dengan unta untuk tujuh orang. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kisah Teladan Rasulullah SAW Berkurban dengan Sapi:

  • Pada tahun Hudaibiyah, Rasulullah SAW menyembelih seekor sapi yang gemuk dan besar. Beliau membagi dagingnya kepada para sahabat dan fakir miskin. (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Di Mina, saat Haji Wada’, Rasulullah SAW menyembelih 63 ekor unta dan 7 ekor sapi. Beliau menyerahkan sebagian dagingnya kepada Ali bin Abi Talib ra. untuk dibagikan kepada para peziarah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Syarat dan Kriteria Hewan Kurban Rasulullah SAW

Selain memilih jenis hewan yang sesuai syariat, Rasulullah SAW juga sangat memperhatikan kualitas hewan kurbannya. Beliau memilih hewan yang memenuhi syarat dan kriteria berikut:

  • Sehat: Hewan kurban harus terbebas dari penyakit menular dan cacat fisik yang mengurangi kualitas dagingnya. Hadis dari Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian menyembelih hewan yang sakit, pincang yang tampak kepincangannya, yang kurus kering (hingga tidak ada sumsumnya), atau yang buta sebelah yang nampak kebulatan matanya.” (HR. Ahmad)
  • Gemuk: Sebaiknya memilih hewan kurban yang gemuk dan memiliki daging yang cukup untuk dibagikan kepada banyak orang. Hal ini sesuai dengan semangat ibadah kurban untuk berbagi dan memberi manfaat kepada sesama.
  • Usia ideal: Hewan kurban harus memenuhi syarat minimal usia sesuai syariat Islam, yaitu:
    • Minimal satu tahun untuk domba dan kambing.
    • Minimal dua tahun (masuk tahun ketiga) untuk sapi (baca: baqarah).
    • Minimal lima tahun (masuk tahun keenam) untuk unta. (HR. Muslim)
  • Gigi: Rasulullah SAW umumnya memilih hewan kurban yang memiliki gigi yang masih utuh. Namun, hal ini tidak menjadi syarat mutlak selama hewan tersebut memenuhi syarat minimal usia dan sehat.

Kisah Teladan Rasulullah SAW Menolak Hewan Kurban yang Cacat:

  • Suatu ketika, seseorang menawarkan seekor kambing kurban kepada Rasulullah SAW. Namun, kambing tersebut memiliki salah satu matanya yang buta. Rasulullah SAW menolak kambing tersebut dan menyarankan orang tersebut untuk memilih hewan kurban yang lebih baik. (HR. Tirmidzi)

Hikmah di Balik Hewan Kurban Rasulullah SAW

Rasulullah SAW memilih hewan kurban yang terbaik sebagai bentuk ketaatan dan rasa syukur kepada Allah SWT. Beliau ingin menunjukkan bahwa ibadah kurban harus dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan.

  • Ketaatan: Rasulullah SAW selalu taat kepada Allah SWT dalam segala hal, termasuk dalam memilih hewan kurban. Beliau memilih hewan yang sesuai dengan syariat Islam dan memiliki kualitas terbaik.
  • Keikhlasan: Ibadah kurban Rasulullah SAW dilakukan dengan penuh keikhlasan. Beliau tidak mengharapkan imbalan apa pun, melainkan semata-mata untuk meraih ridha Allah SWT.
  • Kepedulian Terhadap Sesama: Rasulullah SAW selalu peduli terhadap sesama. Beliau membagikan daging kurbannya kepada para sahabat dan fakir miskin.

Manfaat Ibadah Kurban

Selain bermakna ketaatan, keikhlasan, dan kepedulian, ibadah kurban juga memiliki banyak manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
  • Menanamkan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.
  • Mempersatukan umat Islam.
  • Membantu fakir miskin dan kaum dhuafa.
  • Melestarikan tradisi dan budaya Islam.

Tips Memilih Hewan Kurban yang Berkualitas

Berikut beberapa tips memilih hewan kurban yang berkualitas:

  • Periksa kesehatan hewan. Pastikan hewan kurban bebas dari penyakit menular dan cacat fisik.
  • Pilih hewan yang gemuk dan memiliki daging yang cukup.
  • Perhatikan usia hewan. Pastikan hewan kurban memenuhi syarat minimal usia sesuai syariat Islam.
  • Pilih hewan yang jinak dan mudah dikendalikan.
  • Beli hewan kurban dari penjual yang terpercaya.

Doa-Doa Saat Berkurban

Berikut beberapa doa yang dapat dibaca saat berkurban:

  • Doa sebelum menyembelih:

اَللهُمَّ بَارِكْ لِي فِي ذَبِيْحِي وَجَعَلْهُ قُرْبَانًا مَقْبُولًا

“Allahumma baarik lii fii dhabihi wa ja’alhu qurbanan maqbulan”

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kurbananku dan jadikanlah sebagai kurban yang diterima.”

  • Doa setelah menyembelih:

اَللهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّي هَذَا الْقُرْبَانَ إِنَّكَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Allahumma taqabbal minni hadza al-qurban innaka sami’un ‘alimun”

Artinya: “Ya Allah, terimalah kurban ini dariku. Sungguh Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.”

Penutup

Meneladani cara Rasulullah SAW berkurban memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam. Kita diajarkan untuk senantiasa taat kepada Allah SWT, ikhlas dalam beribadah, dan peduli terhadap sesama. Dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW, semoga ibadah kurban kita diterima Allah SWT dan bernilai pahala yang berlimpah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top