Hewan Kurban Disebut: Dalam agama Islam, ibadah kurban memiliki makna yang mendalam dan penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Hewan kurban, yang juga dikenal dengan beberapa istilah lainnya, merupakan salah satu ritual penting yang dilakukan oleh umat Muslim setiap tahunnya. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi sejarah, signifikansi, serta panduan praktis terkait dengan hewan kurban, disertai dengan sumber-sumber dalil dari Al-Quran, Hadis, dan referensi lainnya.
Sebelum kita membahas istilah lain yang merujuk kepada hewan kurban, penting untuk memahami sejarah dan asal-usul ibadah kurban dalam Islam. Praktik kurban berasal dari kisah Nabi Ibrahim AS, yang bersedia untuk mengorbankan putranya, Ismail AS, sebagai bentuk pengorbanan kepada Allah SWT. Namun, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba sebagai ujian iman yang besar bagi Nabi Ibrahim.
Kisah ini secara kuat terkait dengan ibadah kurban dalam Islam, karena umat Muslim mengikuti jejak Nabi Ibrahim dalam memperingati pengorbanan tersebut setiap tahunnya. Ibadah kurban menjadi simbol pengabdian, ketaatan, dan rasa syukur umat Muslim kepada Allah SWT.
Hewan kurban memiliki signifikansi yang mendalam dalam ajaran Islam. Selain menjadi bentuk ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT, kurban juga memiliki makna sosial dan kemanusiaan yang besar. Berikut adalah beberapa signifikansi hewan kurban dalam Islam:
Selain istilah “hewan kurban”, ada beberapa istilah lain yang digunakan dalam Islam untuk merujuk kepada hewan yang disembelih sebagai bagian dari ibadah kurban. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Istilah “qurban” berasal dari kata Arab “qurban” (قربان) yang memiliki makna pengorbanan atau kurban. Istilah ini digunakan secara luas dalam bahasa Arab dan dikenal di seluruh dunia Muslim sebagai istilah yang merujuk kepada hewan yang disembelih dalam rangka ibadah kurban.
Dalil dari Al-Quran tentang istilah qurban dapat ditemukan dalam Surat Al-An’am ayat 162-163:
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Al-An‘ām [6]:162
لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ
Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadaku. Aku adalah orang yang pertama dalam kelompok orang muslim.”
Al-An‘ām [6]:163
Ayat ini menegaskan pent
ingnya pengabdian kepada Allah SWT dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam ibadah kurban.
Istilah “udhiyah” (أضحية) merujuk secara khusus kepada hewan kurban yang disembelih selama Hari Raya Idul Adha. Proses penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha disebut sebagai “udhiyah”. Istilah ini juga digunakan untuk menyebut ibadah kurban secara umum.
Dalil tentang istilah udhiyah dapat ditemukan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang memiliki kemampuan untuk berqurban, namun tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat-tempat kami untuk shalat.'” (HR. Bukhari)
Hadis ini menegaskan pentingnya pelaksanaan ibadah kurban, atau udhiyah, bagi umat Muslim yang mampu.
Istilah “nahr” (نَحْرٌ) secara harfiah berarti menyembelih atau memotong leher hewan. Dalam konteks ibadah kurban, istilah ini merujuk kepada proses penyembelihan hewan kurban selama Hari Raya Idul Adha.
Dalil tentang istilah nahr dapat ditemukan dalam Surat Al-Kautsar ayat 2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!
Al-Kauṡar [108]:2
Setelah memahami berbagai istilah yang merujuk kepada hewan kurban, penting untuk mengetahui panduan praktis dalam melaksanakan ibadah kurban. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melaksanakan ibadah kurban:
Pemilihan hewan kurban harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti kesehatan, usia, dan jenis hewan. Hewan kurban yang dianjurkan adalah kambing, domba, atau sapi yang sehat dan layak untuk disembelih.
Penyembelihan hewan kurban dilakukan pada hari raya Idul Adha, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah. Proses penyembelihan harus dilakukan dengan cara yang benar sesuai dengan tuntunan agama, termasuk menyebut nama Allah SWT sebelum menyembelih hewan.
Setelah penyembelihan, daging kurban dibagi menjadi tiga bagian: untuk keluarga sendiri, untuk kerabat dan tetangga, dan untuk fakir miskin. Pembagian daging kurban merupakan bagian penting dari ibadah kurban dan menjadi sarana untuk berbagi rezeki dengan sesama.
Hewan kurban, yang juga dikenal dengan beberapa istilah lainnya seperti qurban, udhiyah, dan nahr, memiliki makna dan signifikansi yang mendalam dalam Islam. Sebagai bagian dari ibadah kurban, penyembelihan hewan kurban merupakan bentuk pengabdian, ketaatan, dan rasa syukur umat Muslim kepada Allah SWT. Melalui ibadah kurban, umat Muslim diajarkan untuk menghargai nilai-nilai pengorbanan, kemanusiaan, dan kepedulian terhadap sesama. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hewan kurban dan pentingnya melaksanakan ibadah kurban sesuai dengan tuntunan agama Islam.
“Kami bantu, terima dan salurkan, InsyaAllah Sesuai Syariah & Tepat Sasaran !”
Bergabunglah dalam program kurban di Masjid Al-Kahfi! Hanya dengan harga paket 3,5 juta, kita bisa berbagi kebahagiaan dengan sesama dan mendapatkan berkah yang melimpah. Ayo, jangan lewatkan kesempatan ini untuk berbagi kebaikan.
A.n Qurban Masjid Al-Kahfi Bunut