Doa Sholat Wajib Muhammadiyah – Sholat adalah tiang agama, dan bagi umat Islam, pelaksanaan sholat lima waktu merupakan kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan. Dalam tradisi Muhammadiyah, doa-doa yang dibaca saat sholat juga memiliki kekhususan tersendiri, meskipun pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan tuntunan umum dalam Islam. Namun, memahami doa-doa sholat wajib dalam konteks Muhammadiyah bisa membantu kita memperdalam makna dan kekhusyukan dalam ibadah sehari-hari. Yuk, kita bahas bersama-sama!
Makna Sholat Wajib dalam Ajaran Islam
Sholat wajib atau yang dikenal juga sebagai sholat fardhu terdiri dari lima waktu, yaitu Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya. Ini adalah bentuk ibadah yang paling mendasar bagi umat Islam, dan merupakan cara kita untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Dalam ajaran Muhammadiyah, pelaksanaan sholat wajib juga berpedoman pada tuntunan Al-Quran dan Hadist, dengan tambahan pendekatan rasional dalam memahami makna dari setiap gerakan dan doa.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran:
“Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (dalam sholat) adalah lebih besar (keutamaannya).” (QS. Al-Ankabut: 45).
Doa Sholat Wajib Muhammadiyah: Doa Iftitah
Setiap sholat diawali dengan niat, lalu dilanjutkan dengan doa iftitah, yang merupakan ungkapan pujian dan rasa syukur kepada Allah SWT. Dalam tradisi Muhammadiyah, doa iftitah yang biasa dibaca adalah sebagai berikut:
“Allahumma ba’id baini wa baina khatayaya kama ba’adta baina al-masyriqi wal-maghribi. Allahumma naqqini min khatayaya kama yunaqqa ats-tsaubu al-abyadhu minad-danasi. Allahumma ighsilni min khatayaya bil-ma’i wats-tsalji wal-barad.”
Doa ini mengandung makna permohonan agar Allah SWT menjauhkan kita dari dosa-dosa dan menyucikan hati, sebagaimana putihnya kain yang bersih dari kotoran. Ini adalah momen untuk memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah sebelum memulai dialog spiritual dalam sholat.
Doa Sholat Wajib Muhammadiyah: Membaca Al-Fatihah
Surat Al-Fatihah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap rakaat dalam sholat. Surat ini mengandung permohonan agar kita senantiasa berada di jalan yang lurus dan mendapatkan rahmat serta hidayah dari Allah SWT. Dalam konteks Muhammadiyah, pembacaan Al-Fatihah tidak memiliki perbedaan signifikan dengan praktek sholat lainnya. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap bacaan Al-Fatihah harus dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan pemahaman akan maknanya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadist qudsi:
“Aku membagi sholat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, dan untuk hamba-Ku apa yang ia minta. Apabila ia membaca ‘Alhamdulillahi rabbil ‘alamin’, Allah menjawab: Hamba-Ku telah memuji-Ku…” (HR. Muslim).
Doa Sholat Wajib Muhammadiyah: Rukuk dan Doanya
Setelah selesai membaca Al-Fatihah dan surat pendek, kita akan masuk ke gerakan rukuk. Ini adalah gerakan yang melambangkan kerendahan hati dan penghormatan total kepada Allah SWT. Dalam rukuk, doa yang dibaca adalah:
“Subhana rabbiyal azhimi wa bihamdih.”
Artinya adalah, “Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya.” Ini adalah bentuk pengakuan akan kebesaran dan keagungan Allah, yang diucapkan dalam posisi tubuh yang tunduk dan merendah. Dalam Muhammadiyah, fokus pada pemahaman dan penghayatan doa ini sangat ditekankan agar sholat bukan sekadar ritual fisik, melainkan juga sebagai sarana untuk menumbuhkan kesadaran akan kebesaran Allah.
I’tidal: Kembali Berdiri dengan Penuh Syukur
Setelah rukuk, kita kembali berdiri tegak dalam posisi yang disebut i’tidal. Di sini, kita membaca doa yang menunjukkan rasa syukur dan pengharapan:
“Sami’allahu liman hamidah. Rabbana lakal hamdu.”
Artinya: “Allah mendengar orang yang memuji-Nya. Ya Tuhan kami, segala puji hanya untuk-Mu.”
Dalam Muhammadiyah, i’tidal adalah momen untuk menyadari bahwa segala pujian hanya layak disematkan kepada Allah, yang telah memberikan kita nikmat berupa kehidupan, kesehatan, dan kesempatan untuk terus memperbaiki diri.
Sujud: Dekatnya Hamba dengan Sang Pencipta
Sujud adalah posisi paling rendah yang melambangkan puncak ketundukan seorang hamba kepada Tuhannya. Dalam sujud, kita membaca doa yang juga sangat pendek namun penuh makna:
“Subhana rabbiyal a’la wa bihamdih.”
Artinya: “Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya.”
Sujud adalah momen di mana seorang hamba paling dekat dengan Allah SWT. Sebagaimana disampaikan dalam hadist:
“Keadaan terdekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim).
Tasyahud: Kesaksian dalam Sholat
Setelah rangkaian gerakan selesai, kita duduk untuk membaca tasyahud, yaitu kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Doa ini memiliki peran sentral dalam sholat, karena menjadi momen pengukuhan keimanan kita.
“Attahiyyatu lillahi was-sholawatu wat-thayyibat. Assalamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh. Assalamu ‘alaina wa ‘ala ibadillahis sholihin. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh.”
Dalam tradisi Muhammadiyah, tasyahud ini dibaca dengan penuh penghayatan, sebagai bentuk kesaksian atas keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Salam: Penutup yang Penuh Makna
Setelah selesai membaca tasyahud, sholat diakhiri dengan mengucapkan salam. Ini adalah tanda bahwa kita telah menyelesaikan dialog spiritual kita dengan Allah SWT, dan kita siap untuk kembali beraktivitas di dunia dengan membawa pesan dan nilai dari sholat.
“Assalamu’alaikum warahmatullah, Assalamu’alaikum warahmatullah.”
Artinya: “Semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah kepada kalian.”
Salam tidak hanya menjadi penutup, tetapi juga mengandung doa agar kita selalu dalam lindungan dan rahmat-Nya dalam setiap langkah hidup.
Kesimpulan: Doa sebagai Inti dari Sholat
Dalam setiap gerakan sholat, doa memiliki peran yang sangat penting. Baik itu dalam tradisi Muhammadiyah maupun Islam secara umum, doa-doa dalam sholat mengajarkan kita untuk senantiasa berserah diri, memohon ampunan, dan mengingat kebesaran Allah SWT. Dalam setiap bacaan, kita diajak untuk merenungkan makna terdalam dari hubungan kita sebagai hamba dengan Tuhannya.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa sholat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, dan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Allah SWT. Semoga kita semua bisa terus meningkatkan kualitas sholat kita dan menjadi hamba yang lebih baik di hadapan-Nya.
Mari Berwakaf !
Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah, kami mengajak Anda semua untuk berpartisipasi dalam program wakaf pemasangan kaca asrama di Masjid Al-Kahfi. Asrama ini akan menjadi tempat tinggal bagi para tahfidz yang tengah menghafal Al-Quran dan calon-calon CEO masa depan yang berakhlak mulia.