Bulan Safar

Bulan Safar: Selalu Berserah Diri kepada Allah

Bulan Safar – Seringkali menjadi bulan yang disalahpahami oleh sebagian umat Islam. Meskipun dianggap penuh dengan kesialan dan musibah oleh sebagian orang, ajaran Islam sebenarnya tidak pernah mengajarkan hal demikian. Melalui artikel ini, mari kita menggali lebih dalam tentang bulan Safar, memahami makna sejatinya, serta mengungkapkan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya berdasarkan Al-Quran dan Hadis.

Bulan Safar dalam Perspektif Islam

Bulan Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriyah setelah Muharram. Banyak masyarakat tradisional yang meyakini bahwa bulan ini membawa sial dan musibah, yang kemudian mendorong mereka untuk menghindari pernikahan atau memulai usaha baru pada bulan ini. Namun, keyakinan ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam.

Dalil Al-Quran dan Hadis tentang Bulan Safar

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

“Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam (bulan yang empat) itu…”

(QS. At-Taubah: 36).

Dalam ayat ini, Allah menyebutkan bahwa semua bulan dalam kalender Islam adalah sama kecuali empat bulan haram yang memiliki keutamaan khusus. Safar tidak termasuk di antara empat bulan haram tersebut, sehingga tidak ada larangan atau keyakinan khusus yang melekat pada bulan ini.

Rasulullah SAW juga bersabda dalam sebuah hadis:

“Tidak ada ‘adwa (penyakit yang menular dengan sendirinya), thiyarah (merasa sial dengan sesuatu), hammah (burung hantu pembawa sial), dan tidak ada Safar.”

(HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini dengan jelas menolak berbagai takhayul yang berkembang di masyarakat, termasuk keyakinan tentang kesialan bulan Safar.

Memahami Kesalahpahaman tentang Bulan Safar

Kesalahpahaman tentang bulan Safar seringkali berakar dari tradisi dan kebudayaan pra-Islam yang mempercayai takhayul dan mitos. Ketika Islam datang, Nabi Muhammad SAW menghapuskan keyakinan-keyakinan tersebut dan menegaskan bahwa tidak ada bulan yang membawa kesialan. Setiap kejadian yang menimpa manusia adalah ketetapan Allah dan tidak ada kaitannya dengan bulan tertentu.

Hikmah di Balik Bulan Safar

Meskipun tidak memiliki keutamaan khusus seperti bulan Ramadan atau bulan-bulan haram, bulan Safar tetap memiliki hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil. Di antaranya adalah:

  1. Pembelajaran tentang Tawakkal dan Syukur
    Pada bulan ini, kita diajarkan untuk selalu tawakkal (berserah diri) kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Tidak ada tempat untuk ketakutan atau keyakinan terhadap kesialan yang bisa menggoyahkan iman kita.
  2. Peningkatan Kualitas Iman
    Dengan menghindari takhayul dan mempercayai sepenuhnya kekuasaan Allah, kita meningkatkan kualitas iman kita. Bulan ini menjadi pengingat bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah, bukan karena bulan atau hari tertentu.
  3. Refleksi Diri
    Bulan ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk refleksi diri dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia. Melalui muhasabah diri, kita bisa mengidentifikasi kelemahan dan berusaha memperbaikinya.

Praktik dan Ibadah yang Disunnahkan pada Bulan Safar

Meskipun tidak ada ibadah khusus yang disunnahkan pada bulan ini, umat Islam tetap dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan amalan baik mereka. Berikut beberapa amalan yang bisa dilakukan:

  1. Memperbanyak Shalat Sunnah
    Memperbanyak shalat sunnah seperti shalat dhuha, tahajud, dan rawatib dapat mendekatkan diri kita kepada Allah dan memperbanyak pahala.
  2. Berpuasa Sunnah
    Puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh (puasa tengah bulan pada tanggal 13, 14, dan 15 Hijriyah) merupakan amalan yang sangat dianjurkan dan membawa banyak keberkahan.
  3. Sedekah dan Zakat
    Bersedekah dan memberikan zakat bukan hanya membersihkan harta, tetapi juga menambah keberkahan dan menolak bala.
  4. Membaca Al-Quran
    Membaca dan mengkaji Al-Quran, serta mengamalkan isinya, adalah salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan petunjuk dalam hidup.

Kesimpulan: Bulan Safar Momen untuk Meningkatkan Keimanan

Bulan Safar adalah waktu yang dianugerahkan oleh Allah untuk kita manfaatkan sebaik-baiknya. Keyakinan tentang kesialan bulan ini tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam. Sebaliknya, bulan ini bisa menjadi momen untuk meningkatkan keimanan, memperbanyak ibadah, dan berbuat kebaikan. Dengan demikian, mari kita manfaatkan setiap bulan dengan sebaik-baiknya dan selalu berserah diri kepada Allah dalam segala hal.

Mari Berwakaf !

wakaaf asrama-50%
wakaaf asrama-50%
wakaf kaca-50%
previous arrow
next arrow

Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah, kami mengajak Anda semua untuk berpartisipasi dalam program wakaf pemasangan kaca asrama di Masjid Al-Kahfi. Asrama ini akan menjadi tempat tinggal bagi para tahfidz yang tengah menghafal Al-Quran dan calon-calon CEO masa depan yang berakhlak mulia.

No-rekening wakaf 2024

Silahkan konfirmasi ke nomor berikut ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top