Bulan Dzulhijjah pada Tahun Kabisat dalam Kalender Hijriah: Kalender Hijriah, penanggalan yang berlandaskan pada pergerakan bulan, memiliki keunikan tersendiri dibandingkan kalender Masehi. Salah satu keunikannya adalah adanya tahun kabisat, di mana terdapat penambahan satu hari pada salah satu bulan dalam kalender. Dalam hal ini, pertanyaannya adalah: Bulan Dzulhijjah pada Tahun Kabisat Untuk Kalender Hijriah Berumur Berapa Hari?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita selami lebih dalam tentang sistem penanggalan Hijriah, khususnya terkait tahun kabisat dan keistimewaan bulan Dzulhijjah.
Sistem Penanggalan Hijriah dan Tahun Kabisat
Kalender Hijriah, juga dikenal sebagai kalender Islam, didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Satu siklus bulan membutuhkan waktu sekitar 29,53 hari. Perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan durasi bulan dalam kalender Hijriah, yaitu 29 atau 30 hari.
Tahun Hijriah terdiri dari 12 bulan, dengan total 354 hari pada tahun biasa dan 355 hari pada tahun kabisat. Penambahan satu hari pada tahun kabisat bertujuan untuk menyelaraskan kalender Hijriah dengan peredaran bumi mengelilingi matahari.
Sistem penentuan tahun kabisat dalam kalender Hijriah menggunakan siklus 30 tahun. Dalam siklus ini, terdapat 11 tahun kabisat dan 19 tahun biasa. Tahun kabisat jatuh pada tahun ke-2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, dan 29 dalam siklus 30 tahun.
Keistimewaan Bulan Dzulhijjah
Bulan Dzulhijjah merupakan bulan terakhir dalam kalender Hijriah, yang memiliki keistimewaan tersendiri. Bulan ini diwarnai dengan berbagai ibadah istimewa, di antaranya:
- Wukuf di Arafah: Puncak ibadah haji, di mana jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk memohon ampunan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Iduladha: Hari raya umat Islam yang diperingati dengan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan rasa syukur atas nikmat-Nya.
- Yaumul Arafat: Hari Arafah, di mana umat Islam dianjurkan untuk berpuasa dan memperbanyak doa.
- Yaumul Ghadeer: Hari Ghadir Khom, di mana Nabi Muhammad SAW menunjuk Ali bin Abi Talib sebagai penerusnya.
Selain itu, terdapat beberapa keutamaan lain di bulan Dzulhijjah, seperti:
- Memperbanyak sedekah dan amal sholeh.
- Membaca Al-Qur’an dan berzikir.
- Memperbanyak istighfar dan bertaubat.
- Menjalin silaturahmi dan saling memaafkan.
Bulan Dzulhijjah pada Tahun Kabisat
Pada tahun kabisat, bulan Dzulhijjah memiliki 30 hari. Hal ini sesuai dengan sistem penentuan tahun kabisat dalam kalender Hijriah, di mana terdapat penambahan satu hari pada salah satu bulan. Biasanya, penambahan hari ini dilakukan pada bulan Dzulhijjah.
Dalil dan Sumber
Keberadaan tahun kabisat dalam kalender Hijriah dan keistimewaan bulan Dzulhijjah didasarkan pada dalil-dalil berikut:
- Al-Qur’an: Surat At-Taubah ayat 36, yang menjelaskan tentang jumlah bulan dalam setahun.
- Hadits: Hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang sistem penentuan tahun kabisat dan keistimewaan bulan Dzulhijjah.
- Ijtihad para ulama: Pendapat para ulama tentang sistem penanggalan Hijriah dan tahun kabisat.
Penutup
Bulan Dzulhijjah pada tahun kabisat dalam kalender Hijriah memiliki 30 hari. Keistimewaan bulan ini menjadikannya bulan yang penuh dengan rahmat dan keberkahan bagi umat Islam. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal sholeh dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.