Sholat Orang Syiah – Apakah Anda pernah bertanya-tanya tentang perbedaan sholat antara Syiah dan Sunni? Dalam Islam, sholat adalah tiang agama yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa perbedaan signifikan antara cara sholat yang dilakukan oleh Syiah dan Sunni? Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai sholat dalam mazhab Syiah, merujuk pada dalil dari Al-Quran dan Hadis, serta memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai praktik ibadah ini.
Sholat Orang Syiah: Sejarah dan Latar Belakang Syiah
Sebelum kita memahami perbedaan dalam sholat, penting untuk mengetahui sejarah dan latar belakang mazhab Syiah. Mazhab Syiah adalah salah satu cabang utama dalam Islam yang memiliki akar sejarah yang kuat sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. Perpecahan ini terjadi terutama karena perbedaan pendapat mengenai siapa yang berhak menjadi penerus Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat Islam.
Syiah percaya bahwa Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW, adalah imam pertama yang ditunjuk oleh Nabi sendiri. Keyakinan ini menyebabkan beberapa perbedaan dalam praktik keagamaan, termasuk dalam hal sholat.
Sholat Orang Syiah: Tata Cara Sholat Orang Syiah
Tata cara sholat Syiah memiliki beberapa perbedaan yang menonjol dibandingkan dengan Sunni. Perbedaan ini tidak hanya pada gerakan fisik, tetapi juga dalam niat dan bacaan doa.
Niat dan Takbiratul Ihram
Syiah sangat menekankan pada niat yang harus diucapkan dengan jelas sebelum memulai sholat. Niat ini biasanya diucapkan dalam hati. Setelah itu, mereka melakukan Takbiratul Ihram, yaitu mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan mengucapkan “Allahu Akbar.”
Rukuk dan Sujud
Pada saat rukuk, Syiah menempatkan tangan mereka di atas lutut, tetapi ada sedikit perbedaan dalam cara mereka melakukannya dibandingkan dengan Sunni. Dalam sujud, Syiah menggunakan tanah liat atau batu kecil yang disebut Turbah dari Karbala sebagai tempat sujud, yang melambangkan kesucian dan penghormatan kepada tanah yang pernah menjadi tempat syahidnya Imam Husain.
Tashahhud dan Salam
Dalam bacaan Tashahhud, ada tambahan tertentu yang biasanya tidak ditemukan dalam sholat Sunni. Salam yang diucapkan juga memiliki sedikit variasi, tetapi pada dasarnya tetap mengandung makna yang sama, yaitu mengakhiri sholat dengan mengucapkan salam kepada Rasulullah dan seluruh umat Muslim.
Dalil dari Al-Quran dan Hadis
Untuk memahami lebih dalam, mari kita merujuk pada beberapa dalil dari Al-Quran dan Hadis yang sering dijadikan rujukan oleh Syiah.
Al-Quran
Dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat yang menjadi landasan bagi Syiah dalam melaksanakan sholat mereka. Salah satu ayat yang sering dirujuk adalah Surat Al-Baqarah ayat 43:
“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.”
Syiah menafsirkan ayat ini dengan menekankan pentingnya kekhusyukan dan keikhlasan dalam sholat, yang tercermin dalam tata cara dan niat mereka.
Hadis
Hadis juga menjadi rujukan penting bagi Syiah. Salah satu hadis yang sering dikutip adalah hadis dari Imam Ja’far ash-Shadiq:
“Sholatlah sebagaimana kalian melihat aku sholat.”
Syiah menafsirkan hadis ini dengan mengikuti tradisi yang mereka yakini telah diajarkan oleh Imam Ali dan para Imam berikutnya, yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW.
Perbedaan dalam Penggunaan Alat Bantu Sholat
Salah satu ciri khas dari sholat Syiah adalah penggunaan Turbah, yaitu batu kecil atau tanah liat dari Karbala. Penggunaan Turbah ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW:
“Sujud di atas tanah lebih utama.”
Syiah meyakini bahwa Turbah dari Karbala memiliki keutamaan khusus karena tempat tersebut adalah lokasi syahidnya Imam Husain, cucu Nabi Muhammad SAW. Dengan menggunakan Turbah, mereka merasa lebih dekat dengan perjuangan dan pengorbanan Imam Husain.
Waktu Sholat
Perbedaan lainnya adalah dalam hal waktu sholat. Syiah memperbolehkan menggabungkan dua sholat dalam satu waktu, seperti Dhuhr dan Asr atau Maghrib dan Isya, tanpa ada kondisi khusus. Hal ini didasarkan pada beberapa hadis yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW yang memperbolehkan menggabungkan sholat pada saat tertentu.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara sholat Syiah dan Sunni bukanlah untuk mencari siapa yang benar atau salah, melainkan untuk memperkaya wawasan kita tentang keragaman dalam Islam. Setiap mazhab memiliki landasan dan dalil yang kuat, baik dari Al-Quran maupun Hadis, yang mendasari praktik ibadah mereka. Dengan demikian, kita dapat lebih menghargai dan memahami bahwa perbedaan ini adalah bagian dari kekayaan Islam yang harus dijaga dan dihormati.
Mari kita terus belajar dan membuka hati untuk memahami sesama Muslim, tanpa melihat perbedaan mazhab sebagai sesuatu yang memecah belah, tetapi sebagai sesuatu yang memperkaya dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Baca Juga:
Mari Berwakaf !
Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah, kami mengajak Anda semua untuk berpartisipasi dalam program wakaf pemasangan kaca asrama di Masjid Al-Kahfi. Asrama ini akan menjadi tempat tinggal bagi para tahfidz yang tengah menghafal Al-Quran dan calon-calon CEO masa depan yang berakhlak mulia.