Niat Puasa 10 Muharram – Sebagai seorang Muslim, tentunya kita ingin selalu menjalankan ibadah dengan niat yang benar dan penuh keikhlasan. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan adalah puasa pada hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai niat puasa 10 Muharram, lengkap dengan dalil dari Al-Quran dan hadis. Yuk, mari kita pelajari bersama!
Keutamaan Puasa 10 Muharram
Puasa pada hari Asyura memiliki keutamaan yang sangat besar. Nabi Muhammad SAW bersabda
“Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Dari hadis ini, jelas sekali bahwa puasa pada hari Asyura merupakan kesempatan emas bagi kita untuk menghapuskan dosa-dosa kita yang telah lalu. Dengan menjalankan puasa ini, kita berkesempatan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT dan memperbaiki diri kita menjadi lebih baik lagi.
Niat Puasa 10 Muharram
Niat adalah inti dari setiap ibadah. Dalam menjalankan puasa 10 Muharram, kita harus memastikan bahwa niat kita tulus hanya karena Allah SWT. Berikut adalah niat puasa 10 Muharram yang bisa kita lafalkan:
“Nawaitu sauma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘asyura lillahi ta’ala.”
Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah Asyura esok hari karena Allah Ta’ala.”
Dengan niat yang benar, puasa kita akan menjadi lebih bermakna dan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Dalil Al-Quran dan Hadis tentang Puasa Muharram
Puasa di bulan Muharram, terutama pada hari Asyura, memiliki dasar yang kuat dalam Al-Quran dan hadis. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At-Taubah: 36)
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram yang disebutkan dalam ayat ini, yang menunjukkan bahwa bulan ini sangat dimuliakan oleh Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa puasa di bulan Muharram, terutama pada hari Asyura, adalah puasa yang sangat dianjurkan setelah puasa di bulan Ramadhan.
Hikmah dan Manfaat Puasa 10 Muharram
Melaksanakan puasa 10 Muharram tidak hanya memberikan pahala, tetapi juga banyak hikmah dan manfaat yang bisa kita peroleh. Pertama, puasa ini mengajarkan kita untuk memiliki rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Dengan berpuasa, kita merasakan bagaimana rasanya menahan lapar dan haus, sehingga kita lebih menghargai makanan dan minuman yang kita miliki.
Selain itu, puasa 10 Muharram juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam kesibukan sehari-hari, terkadang kita lupa untuk meluangkan waktu beribadah dengan khusyuk. Melalui puasa ini, kita diberikan kesempatan untuk introspeksi diri dan memperbaiki hubungan kita dengan Sang Pencipta.
Cara Menyambut Hari Asyura
Menyambut hari Asyura tidak hanya dengan berpuasa, tetapi juga dengan berbagai amal kebaikan lainnya. Beberapa cara yang bisa kita lakukan antara lain:
- Memperbanyak Zikir dan Doa: Pada hari Asyura, kita dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan doa kepada Allah SWT. Dengan zikir, hati kita akan lebih tenang dan damai, sementara doa adalah bentuk komunikasi kita dengan Allah yang menunjukkan kerendahan hati dan ketergantungan kita kepada-Nya.
- Memberi Sedekah: Sedekah pada hari Asyura memiliki keutamaan tersendiri. Dengan bersedekah, kita membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan, dan ini adalah bentuk kepedulian serta kasih sayang yang diajarkan dalam Islam.
- Meningkatkan Kualitas Ibadah: Selain puasa, kita juga bisa meningkatkan kualitas ibadah lainnya seperti shalat sunnah, membaca Al-Quran, dan memperbanyak amal kebajikan. Semua ini akan menambah pahala dan mendekatkan kita kepada Allah SWT.
Kisah di Balik Hari Asyura
Hari Asyura juga memiliki sejarah yang penting dalam Islam. Pada hari ini, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa dan kaum Bani Israel dari kejaran Fir’aun. Peristiwa ini menjadi salah satu alasan mengapa hari Asyura sangat dimuliakan. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Ketika Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya, ‘Apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah hari baik, ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari ini.’ Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.’ Maka beliau berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa.” (HR. Bukhari)
Dari kisah ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa hari Asyura adalah hari penuh berkah yang sudah diakui bahkan sejak zaman Nabi Musa AS.
Mengakhiri dengan Rasa Syukur dan Doa
Mengakhiri ibadah puasa pada hari Asyura, hendaknya kita mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas kesempatan yang diberikan untuk berpuasa dan beribadah. Semoga dengan menjalankan puasa 10 Muharram, kita bisa mendapatkan pengampunan dari Allah, memperbaiki diri, dan semakin dekat dengan-Nya.
Dengan niat yang tulus dan usaha yang maksimal, mari kita jadikan puasa 10 Muharram sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas diri kita dalam beribadah dan berbuat kebaikan. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita dan memberikan kita kemudahan dalam menjalankannya. Aamiin.
Itulah pembahasan lengkap mengenai niat puasa 10 Muharram beserta dalil-dalilnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menjadi panduan bagi kita semua dalam menjalankan ibadah puasa di hari Asyura. Selamat berpuasa, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita.
Baca Juga:
Mari Berwakaf !
Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah, kami mengajak Anda semua untuk berpartisipasi dalam program wakaf pemasangan kaca asrama di Masjid Al-Kahfi. Asrama ini akan menjadi tempat tinggal bagi para tahfidz yang tengah menghafal Al-Quran dan calon-calon CEO masa depan yang berakhlak mulia.