Kurban Adalah Menyembelih: penyembelihan hewan kurban. Lebih dari sekadar ritual, menyembelih hewan kurban memiliki makna mendalam dan sarat nilai-nilai luhur Islam. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang makna kurban sebagai “menyembelih”, dilengkapi dengan dalil Al-Qur’an dan Hadits yang menjadi landasannya.
Tradisi kurban bukan hal baru dalam sejarah umat manusia. Sejak zaman Nabi Adam AS, kurban telah menjadi simbol ketaatan dan rasa syukur kepada Allah SWT. Tradisi ini kemudian diwariskan kepada para nabi selanjutnya, seperti Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail AS, dan Nabi Musa AS.
Nabi Ibrahim AS menjadi teladan utama dalam kisah kurban. Ketika Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelihkan putranya, Ismail AS, Nabi Ibrahim AS menunjukkan ketaatannya yang luar biasa dengan penuh kerelaan. Pengorbanan ini menjadi simbol ketaatan dan kepatuhan kepada Allah SWT, serta kesediaan untuk menyerahkan segala-galanya demi mengikuti perintah-Nya.
Makna kurban sebagai “menyembelih” bukan hanya tentang tindakan fisiknya, tetapi juga tentang nilai-nilai moral dan spiritual yang terkandung di dalamnya. Kurban melambangkan:
Keikhlasan dan kepatuhan: Kita menunjukkan keikhlasan dan kepatuhan kepada Allah SWT dengan rela menyembelihkan hewan terbaik untuk-Nya.
Penyerahan diri: Kita menyerahkan diri dan jiwa raga kepada Allah SWT, meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS yang rela menyembelihkan putranya demi mengikuti perintah Allah SWT.
Rasa syukur: Kita bersyukur atas nikmat Allah SWT dengan membagikan daging kurban kepada fakir miskin dan kaum dhuafa.
Persaudaraan dan kepedulian sosial: Tradisi kurban mempererat rasa persaudaraan dan kepedulian sosial antar sesama, menumbuhkan rasa empati dan saling membantu.
Al-Qur’an dan Hadits banyak memuat ayat dan riwayat tentang kurban, menegaskan kedudukannya sebagai ibadah yang wajib dilaksanakan. Berikut beberapa dalil yang menunjukkan hal tersebut:
QS. Al-Hajj: 34: “Dan tunaikanlah ibadah haji itu dengan segala rukunnya dan janganlah kamu merusaknya dengan perbuatan-perbuatanmu. Sesungguhnya orang-orang yang merusaknya itu akan mendapatkan azab yang pedih.”
HR. Tirmidzi: “Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada hari yang lebih afdhal bagi orang yang berpuasa untuk berpuasa di dalamnya selain hari Arafah dan tidak ada hari yang lebih afdhal bagi orang yang berkurban untuk berkurban di dalamnya selain sepuluh hari dzulhijjah.”
HR. Ibnu Majah: “Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kurban untuk umat terdahulu sebelum kamu, dan kamu pun melakukannya. Kurban itu adalah sunnah Nabi Ibrahim as. Siapa yang melakukannya, maka dia telah mengikuti sunnah Nabi Ibrahim as.”
Kurban adalah menyembelih, penyembelihan hewan kurban merupakan bagian penting dari ibadah kurban. Dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai syariat Islam, penyembelihan ini bukan hanya menghasilkan daging yang halal, tetapi juga sarat makna dan nilai-nilai luhur. Berikut tata cara penyembelihan hewan kurban yang benar:
Sebelum Penyembelihan:
Saat Penyembelihan:
Setelah Penyembelihan:
Kurban adalah ibadah mulia yang sarat makna dan nilai-nilai luhur Islam. Dengan memahami makna dan hikmahnya, marilah kita jadikan kurban sebagai momen untuk meningkatkan ketaqwaan, menumbuhkan rasa empati, dan memperkuat solidaritas sosial.