Berapa Hari Puasa Muharram – Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam, memiliki makna yang sangat istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain menjadi salah satu dari empat bulan suci dalam Islam, Muharram juga dikenal dengan hari Asyura yang memiliki keutamaan tersendiri. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya berapa hari sebaiknya kita menjalankan puasa Muharram? Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai puasa di bulan yang penuh berkah ini.
Muharram adalah bulan yang penuh dengan sejarah dan kisah heroik yang menginspirasi umat Muslim untuk memperbanyak ibadah, termasuk puasa. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa di bulan ini, terutama pada hari Asyura, hari kesepuluh Muharram. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
Berapa Hari Puasa Muharram: Keutamaan Puasa Asyura
Hari Asyura merupakan hari yang sangat dianjurkan untuk berpuasa. Berdasarkan hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
“Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah bertanya, ‘Hari apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah hari yang baik. Pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuh mereka, sehingga Musa berpuasa pada hari ini.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.’ Maka, beliau berpuasa dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa.”
Hadits ini menunjukkan betapa besar keutamaan puasa Asyura. Tidak hanya sebagai bentuk syukur atas kemenangan Nabi Musa AS dan Bani Israel, tetapi juga sebagai penebus dosa-dosa kecil selama satu tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Puasa hari Asyura, saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
Berapa Hari Puasa Muharram: Puasa Tasu’a dan Keutamaannya
Selain puasa Asyura, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berpuasa pada hari Tasu’a, yaitu tanggal 9 Muharram. Hal ini bertujuan agar puasa kita berbeda dengan puasa orang Yahudi yang hanya melakukan puasa pada hari Asyura. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,
“Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan (para sahabatnya) untuk berpuasa, mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.’ Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Pada tahun depan, insya Allah kita akan berpuasa pada hari kesembilan.’ Namun, sebelum tiba tahun berikutnya, Rasulullah SAW telah wafat.”
Hadits ini menunjukkan bahwa selain berpuasa pada hari Asyura, kita juga dianjurkan untuk berpuasa pada hari Tasu’a. Tujuannya adalah untuk membedakan diri dari kaum Yahudi dan Nasrani, serta menambah keutamaan puasa di bulan Muharram.
Puasa Sunnah di Bulan Muharram
Tidak hanya puasa pada hari Tasu’a dan Asyura, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah selama bulan Muharram. Rasulullah SAW bersabda,
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu bulan Muharram.”
(HR. Muslim).
Ini menunjukkan bahwa bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah puasa sunnah sebagai bentuk ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sebagai umat Muslim yang taat, memperbanyak ibadah di bulan Muharram, terutama puasa, adalah cara untuk meraih pahala yang berlimpah. Selain itu, dengan berpuasa di bulan ini, kita juga dapat meneladani kebiasaan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Puasa di bulan Muharram tidak hanya memberikan manfaat spiritual, tetapi juga fisik dan mental, karena dapat melatih kesabaran dan menguatkan tekad.
Bagaimana Melaksanakan Puasa Muharram?
Untuk melaksanakan puasa Muharram, kita bisa mulai dengan berniat di malam hari sebelum fajar. Puasa Muharram sama seperti puasa lainnya, dimulai dengan sahur sebelum waktu subuh dan berakhir dengan berbuka puasa saat maghrib. Tidak ada aturan khusus mengenai makanan sahur dan berbuka, namun disarankan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar tubuh tetap kuat menjalankan puasa.
Selama berpuasa, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah lain seperti membaca Al-Quran, berdzikir, berdoa, dan melakukan shalat sunnah. Hal ini bertujuan untuk menambah pahala dan keberkahan puasa kita. Jangan lupa juga untuk tetap berbuat baik kepada sesama, membantu yang membutuhkan, dan menjaga sikap serta ucapan agar puasa kita lebih sempurna di mata Allah SWT.
Hikmah dan Manfaat Puasa Muharram
Berpuasa di bulan Muharram memiliki banyak hikmah dan manfaat. Selain mendekatkan diri kepada Allah SWT, puasa ini juga sebagai bentuk syukur atas nikmat dan rahmat-Nya. Puasa Muharram juga mengajarkan kita untuk selalu bersabar dan tawakal dalam menghadapi segala cobaan hidup. Dengan berpuasa, kita dapat merasakan bagaimana saudara-saudara kita yang kurang beruntung merasakan lapar dan haus, sehingga dapat menumbuhkan rasa empati dan keinginan untuk membantu mereka.
Manfaat lain dari puasa Muharram adalah meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Berpuasa dapat membantu mengatur pola makan, menyeimbangkan metabolisme tubuh, dan mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh. Secara mental, puasa dapat melatih kesabaran, meningkatkan konsentrasi, dan menenangkan pikiran.
Penutup
Mari manfaatkan bulan Muharram dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak ibadah, terutama puasa. Dengan memahami keutamaan dan manfaat puasa Muharram, kita dapat lebih termotivasi untuk menjalankannya. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan kemudahan untuk melaksanakan puasa di bulan suci ini, serta menerima semua amal ibadah kita. Ayo, jangan lewatkan kesempatan meraih pahala yang berlimpah di bulan Muharram ini!
Baca Juga:
Mari Berwakaf !
Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah, kami mengajak Anda semua untuk berpartisipasi dalam program wakaf pemasangan kaca asrama di Masjid Al-Kahfi. Asrama ini akan menjadi tempat tinggal bagi para tahfidz yang tengah menghafal Al-Quran dan calon-calon CEO masa depan yang berakhlak mulia.