Ibadah Haji Pertama Kali Dilaksanakan pada Zaman – Ibadah haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang diwajibkan bagi umat Muslim yang mampu melaksanakannya. Tradisi ini bukan hanya merupakan perjalanan fisik menuju Mekah, tetapi juga perjalanan spiritual yang menghubungkan umat Muslim dengan sejarah panjang keimanan yang dimulai dari zaman Nabi Ibrahim. Artikel ini akan mengulas bagaimana ibadah haji pertama kali dilaksanakan pada zaman Nabi Ibrahim, serta dalil-dalil yang mendukungnya.
Sejarah Dilaksanakan Ibadah Haji Pertama Kali pada Zaman Nabi Ibrahim
Ibadah haji yang kita kenal saat ini memiliki akar sejarah yang sangat panjang, kembali ke zaman Nabi Ibrahim. Menurut berbagai riwayat dalam Islam, Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah untuk membangun Ka’bah bersama putranya, Ismail. Dalam Al-Qur’an, disebutkan:
وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
(Ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah itu (Ka‘bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. (Ingatlah ketika Aku katakan,) “Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim37) sebagai tempat salat.” (Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, serta yang rukuk dan sujud (salat)!”
(QS. Al-Baqarah: 125)
Pada masa Nabi Muhammad SAW, ibadah haji disyariatkan kembali dan ditetapkan sebagai kewajiban bagi setiap Muslim. Menurut para ulama, syariat haji ditetapkan pada tahun ke-9 Hijriyah. Penetapan ini berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadis yang menunjukkan perintah untuk menunaikan ibadah haji.
Setelah membangun Ka’bah, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyeru manusia agar melaksanakan haji. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ
“Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”
(QS. Al-Hajj: 27).
Ayat ini mengindikasikan bahwa seruan haji pertama kali disampaikan oleh Nabi Ibrahim, dan inilah awal mula pelaksanaan ibadah haji.
Ibadah Haji Pertama Kali Dilaksanakan pada Zaman: Dalil-Dalil dari Hadis
Selain ayat-ayat yang telah disebutkan, terdapat beberapa dalil lainnya yang mendukung bahwa ibadah haji pertama kali dilaksanakan pada zaman Nabi Ibrahim.
Hadis Riwayat Muslim:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan khutbah kepada kami seraya bersabda: “Wahai sekalian manusia, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk menunaikan ibadah haji. Karena itu, tunaikanlah ibadah haji.”
(Shahih Muslim No.2380)
Ibadah Haji Pertama Kali Dilaksanakan pada Zaman: Pelaksanaan Haji di Zaman Nabi Ibrahim
Pelaksanaan haji pada zaman Nabi Ibrahim tidaklah sama persis dengan pelaksanaan haji yang kita kenal saat ini. Namun, beberapa rukun dan tata cara ibadah haji telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.
- Tawaf: Tawaf merupakan salah satu rukun haji yang dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Tawaf ini mengingatkan umat Muslim pada bagaimana Nabi Ibrahim dan Ismail pertama kali membangun Ka’bah dan mengelilinginya sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
- Sa’i: Sa’i adalah berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ini adalah replikasi dari usaha Siti Hajar mencari air untuk putranya, Ismail. Allah kemudian memberikan mukjizat berupa air zamzam.
- Wukuf di Arafah: Wukuf di Arafah adalah salah satu puncak ibadah haji yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Haji itu adalah Arafah.” (HR. Tirmidzi). Namun, praktik ini juga berakar dari zaman Nabi Ibrahim yang sering bermunajat dan berdoa di tempat tersebut.
Makna Spiritual dan Filosofis Ibadah Haji
Ibadah haji tidak hanya memiliki makna historis, tetapi juga makna spiritual dan filosofis yang mendalam bagi umat Islam.
- Penyucian Diri: Haji adalah momen untuk penyucian diri, dimana setiap jamaah diharapkan untuk membersihkan hati dan jiwa dari segala dosa dan kesalahan. Dalam keadaan ihram, mereka meninggalkan segala atribut duniawi dan fokus sepenuhnya pada Allah.
- Kesetaraan: Dalam ibadah haji, semua orang dianggap sama di hadapan Allah. Mereka mengenakan pakaian ihram yang sederhana tanpa memandang status sosial, kaya atau miskin, menunjukkan bahwa di hadapan Allah, semua manusia setara.
- Pengorbanan: Ibadah haji mengajarkan nilai pengorbanan, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail, demi menjalankan perintah Allah. Pengorbanan ini kemudian digantikan oleh Allah dengan seekor domba, yang menjadi asal muasal dari ibadah qurban.
- Perjalanan Spiritual: Haji adalah perjalanan spiritual yang mendalam. Setiap langkah dan rukun dalam ibadah haji mengingatkan jamaah pada pengabdian dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah. Ini menguatkan ikatan spiritual dan keimanan jamaah kepada Allah.
Kesimpulan
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang memiliki sejarah panjang yang bermula dari zaman Nabi Ibrahim. Perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk membangun Ka’bah dan menyeru manusia untuk berhaji menjadi awal dari tradisi yang terus dijalankan hingga saat ini. Dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadis menguatkan bahwa haji adalah kewajiban bagi umat Islam yang mampu melaksanakannya. Melalui ibadah haji, umat Muslim tidak hanya mengenang sejarah para nabi, tetapi juga memperdalam keimanan, kesetaraan, pengorbanan, dan penyucian diri. Ibadah haji adalah manifestasi dari ketaatan total kepada Allah, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Kurban Idul Adha 1445 H
“Kami bantu, terima dan salurkan, InsyaAllah Sesuai Syariah & Tepat Sasaran !”
Bergabunglah dalam program kurban di Masjid Al-Kahfi! Hanya dengan harga paket 3,5 juta, kita bisa berbagi kebahagiaan dengan sesama dan mendapatkan berkah yang melimpah. Ayo, jangan lewatkan kesempatan ini untuk berbagi kebaikan.