Ibadah Haji Bulan Apa: Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang kelima dan menjadi impian setiap Muslim untuk bisa melaksanakannya. Banyak yang bertanya-tanya, kapan sebenarnya waktu pelaksanaan haji?
Artikel ini akan mengupas tuntas bulan apa ibadah haji dilakukan, bagaimana tata cara pelaksanaannya, serta dalil-dalil yang mendasari ibadah ini dari Al-Qur’an dan Hadis. Selain itu, kita juga akan membahas hikmah di balik penentuan waktu pelaksanaan haji yang sangat spesifik.
Bulan Apa Untuk Pelaksanaan Ibadah Haji?
Ibadah haji dilakukan pada bulan Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Hijriyah. Dzulhijjah adalah salah satu dari empat bulan suci dalam Islam, bersama dengan Dzulqa’dah, Muharram, dan Rajab. Keistimewaan bulan Dzulhijjah terutama terletak pada pelaksanaan haji yang merupakan puncak dari bulan tersebut.
Rangkaian utama ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah (dikenal sebagai hari Tarwiyah) dan berakhir pada tanggal 13 Dzulhijjah. Berikut adalah detail penting mengenai hari-hari tersebut:
8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah):
Jamaah haji mulai bergerak dari Makkah menuju Mina, menyiapkan diri untuk wukuf di Arafah.
9 Dzulhijjah (Hari Arafah):
Hari puncak ibadah haji, dimana jamaah berwukuf di Padang Arafah, sebuah ritual yang menjadi syarat sahnya haji.
10 Dzulhijjah (Hari Nahr/Eid al-Adha):
Jamaah menuju Muzdalifah untuk mengumpulkan batu, kemudian melontar jumrah, menyembelih hewan kurban, dan melakukan tawaf ifadah.
11-13 Dzulhijjah (Hari-hari Tasyriq):
Jamaah melontar jumrah setiap hari di Mina sebelum kembali ke Makkah untuk melakukan tawaf wada’ (tawaf perpisahan).
Dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadis
Penetapan bulan Dzulhijjah sebagai waktu pelaksanaan haji didasarkan pada dalil-dalil yang kuat dari Al-Qur’an dan Hadis. Berikut adalah beberapa dalil yang menjadi landasan ibadah haji:
- Dalil dari Al-Qur’an:
- “Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.” (QS. Al-Baqarah: 197). Para ulama sepakat bahwa bulan-bulan tersebut adalah Syawal, Dzulqa’dah, dan sepuluh hari pertama Dzulhijjah.
- “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” (QS. Al-Baqarah: 196)
- Dalil dari Hadis:
- Rasulullah SAW bersabda: “Haji adalah Arafah. Barang siapa yang datang pada malam Arafah sebelum terbit fajar dari malam jam itu, maka sesungguhnya ia mendapatkan haji.” (HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i)
- Hadis lain menyebutkan: “Tidak ada hari yang lebih agung di sisi Allah dan tidak ada amal yang lebih dicintai oleh-Nya daripada amal yang dilakukan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” (HR. Ahmad)
Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji
Ibadah haji terdiri dari serangkaian ritual yang harus dilakukan dengan tertib selama hari-hari tertentu di bulan Dzulhijjah. Berikut adalah tahapan-tahapan utama dalam pelaksanaan haji:
- Ihram: Ihram adalah niat untuk memulai ibadah haji dengan memakai pakaian khusus (dua lembar kain putih tanpa jahitan bagi laki-laki, pakaian yang sederhana bagi perempuan) dan melafazkan niat haji. Ihram dimulai di miqat, titik-titik yang telah ditentukan di sekitar Makkah.
- Tawaf: Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di tempat yang sama. Tawaf ini bisa dilakukan beberapa kali, seperti tawaf qudum (kedatangan), tawaf ifadah (inti haji), dan tawaf wada’ (perpisahan).
- Sa’i: Sa’i adalah berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali, mengenang usaha Hajar mencari air untuk putranya, Ismail.
- Wukuf di Arafah: Puncak haji adalah wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Jamaah menghabiskan waktu dari siang hingga matahari terbenam berdoa dan berzikir.
- Mabit di Muzdalifah: Setelah matahari terbenam pada hari Arafah, jamaah bergerak ke Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melontar jumrah.
- Melontar Jumrah: Pada hari-hari Tasyriq (10-13 Dzulhijjah), jamaah melontar batu kerikil ke tiga tiang (jumrah) di Mina, yang melambangkan pengusiran setan.
- Menyembelih Kurban: Pada hari Nahr, jamaah menyembelih hewan kurban sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji, yang juga bertepatan dengan perayaan Idul Adha.
- Tahalul: Setelah menyembelih kurban, jamaah melakukan tahalul, yaitu memotong sebagian rambut (bagi laki-laki bisa mencukur habis, sedangkan perempuan memotong sedikit rambutnya).
- Tawaf Ifadah: Tawaf yang dilakukan setelah wukuf di Arafah dan setelah tahallul. Ini adalah bagian dari rukun haji yang harus dilakukan.
- Tawaf Wada’: Tawaf perpisahan sebelum meninggalkan Makkah, sebagai tanda perpisahan dari Baitullah.
Hikmah di Balik Penentuan Waktu Ibadah Haji
Penentuan waktu pelaksanaan haji pada bulan Dzulhijjah memiliki hikmah dan makna yang mendalam bagi umat Islam. Beberapa hikmah tersebut antara lain:
- Pengingat Pengorbanan Nabi Ibrahim AS: Ibadah haji mengingatkan umat Islam pada pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Kisah kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, Ismail, atas perintah Allah SWT, serta keteguhan Hajar dalam mencari air untuk Ismail, menjadi teladan bagi umat Islam.
- Persatuan Umat Islam: Pada waktu yang sama, jutaan Muslim dari seluruh dunia berkumpul di satu tempat dengan tujuan yang sama. Ini menunjukkan persatuan umat Islam tanpa memandang latar belakang etnis, budaya, atau status sosial.
- Meningkatkan Ketakwaan: Ibadah haji yang penuh dengan ritual dan doa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan ketakwaan, dan membersihkan jiwa dari dosa-dosa.
- Keberkahan Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah: Sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah hari-hari yang penuh berkah. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak amal saleh pada hari-hari ini karena pahalanya sangat besar.
- Latihan Kesabaran dan Ketulusan: Pelaksanaan haji yang menuntut kesabaran dan ketulusan menjadi ujian bagi setiap Muslim untuk melatih diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
Kesimpulan
Ibadah haji adalah puncak dari pengabdian seorang Muslim kepada Allah SWT, yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Hijriyah. Dalam ibadah ini, setiap Muslim diajak untuk mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim AS, mempererat persaudaraan sesama Muslim, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Semoga setiap Muslim yang melaksanakan ibadah haji dapat meraih haji mabrur dan kembali ke tanah air dengan membawa berkah dan kebaikan. Bagi yang belum memiliki kesempatan, semoga Allah SWT memberikan kemampuan dan kesempatan untuk menunaikan ibadah yang agung ini di masa depan. Ibadah haji adalah panggilan dari Allah, dan setiap orang yang mendapat kesempatan adalah tamu istimewa di rumah-Nya, Ka’bah yang suci.