Bulan Dzulhijjah x Muhammadiyah

Bulan Dzulhijjah x Muhammadiyah – Menyelami Ibadah dan Tradisi dengan Penuh Makna

Bulan Dzulhijjah x Muhammadiyah: Bulan Dzulhijjah, bulan penuh berkah dan momen istimewa bagi umat Islam, tak terkecuali bagi Muhammadiyah. Di bulan ini, semangat beribadah dan berbagi kental dirasakan, diiringi dengan tradisi-tradisi yang bermakna. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami “Bulan Dzulhijjah x Muhammadiyah”, mengulas perspektif dan amalan Muhammadiyah di bulan Dzulhijjah, serta tradisi-tradisi yang menyertainya.

Muhammadiyah dan Bulan Dzulhijjah: Landasan dan Perspektif

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam berpandangan bahwa penetapan awal bulan Hijriyah, termasuk Dzulhijjah, didasarkan pada metode hisab (perhitungan astronomis). Metode hisab dianggap lebih akurat dan konsisten dibandingkan dengan metode rukyat (pemantauan hilal).

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan awal bulan Dzulhijjah berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal (kepastian keberadaan hilal). Penetapan ini didasarkan pada kriteria yang sudah ditetapkan, seperti tinggi hilal dan elongasi. Dengan metode ini, Muhammadiyah dapat menetapkan awal bulan Dzulhijjah secara nasional dan seragam.

Amalan Utama di Bulan Dzulhijjah menurut Muhammadiyah

Beberapa amalan utama yang dilakukan oleh Muhammadiyah di bulan Dzulhijjah meliputi:

  • Puasa Arafah: Bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, dianjurkan untuk melaksanakan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini memiliki keutamaan untuk mengampuni dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang (HR. Muslim).
  • Sholat Idul Adha: Sholat Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah sholat subuh. Muhammadiyah menganjurkan jamaah sholat Idul Adha untuk sholat di lapangan atau tempat terbuka lainnya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW (HR. Bukhari).
  • Khutbah Idul Adha: Khutbah Idul Adha disampaikan setelah sholat Idul Adha. Khutbah ini berisikan tentang hikmah dan pesan seputar ibadah haji dan kurban.
  • Penyembelihan Hewan Kurban: Ibadah kurban merupakan amalan yang dianjurkan bagi umat Islam yang mampu. Daging kurban dibagikan kepada fakir miskin, dhuafa, dan pihak yang berhak lainnya. Muhammadiyah memiliki lembaga khusus yang menangani penyembelihan dan pembagian kurban, yaitu Lazismu (Lembaga Zakat, Infaq, dan Shadaqah).

Tradisi Idul Adha di Kalangan Muhammadiyah

Meskipun Muhammadiyah tidak memiliki aturan baku terkait tradisi Idul Adha, namun beberapa tradisi yang umum dijumpai di kalangan warga Muhammadiyah meliputi:

  • Takbiran: Mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil mulai dari malam takbiran (malam sebelum Idul Adha) hingga hari tasyrik (3 hari setelah Idul Adha). Ini dilakukan untuk menyemarakkan suasana Idul Adha dan mengagungkan kebesaran Allah SWT.
  • Silaturahmi: Saling mengunjungi sanak saudara, tetangga, dan kerabat untuk mempererat tali persaudaraan dan berbagi kebahagiaan Idul Adha.
  • Santunan Anak Yatim: Memberikan santunan kepada anak yatim piatu untuk meringankan beban mereka dan berbagi kebahagiaan di hari raya.
  • Pembagian Daging Kurban: Lazismu Muhammadiyah biasanya menyelenggarakan pembagian daging kurban secara terorganisir dan transparan. Daging kurban diusahakan untuk sampai kepada yang berhak secara merata.

Meneladani Semangat Ibadah dan Berbagi

Bulan Dzulhijjah bagi Muhammadiyah menjadi momen untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT melalui berbagai amalan ibadah. Selain itu, nilai-nilai berbagi dan kepedulian sosial menjadi hal yang ditekankan dalam perayaan Idul Adha. Semangat berkurban tidak hanya memaknai pengorbanan Nabi Ibrahim AS, tetapi juga wujud kepedulian terhadap sesama, khususnya bagi kaum dhuafa.

Kontroversi Penetapan Awal Bulan Dzulhijjah

Perbedaan dalam penetapan awal bulan Dzulhijjah antara Muhammadiyah dan organisasi Islam lainnya kerap menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Perbedaan ini tak jarang menimbulkan kontroversi dan perdebatan, terutama di momen menjelang Idul Adha.

Pihak-pihak yang mendukung metode rukyat berargumen bahwa rukyat lebih sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan tradisi yang sudah lama dipraktikkan oleh umat Islam. Di sisi lain, pihak yang mendukung metode hisab berpendapat bahwa hisab lebih akurat dan objektif, serta dapat menghindari perbedaan waktu yang signifikan antar daerah.

Menjembatani Perbedaan dengan Dialog dan Saling Menghormati

Terlepas dari perbedaan metode, penting bagi umat Islam untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Perbedaan dalam penetapan awal bulan Dzulhijjah tidak seharusnya menjadi alasan perpecahan.

Sebagai gantinya, dialog dan saling menghormati antar pihak perlu dikedepankan. Setiap pihak perlu memahami dan menghargai argumen dan keyakinan pihak lain. Umat Islam perlu mengedepankan ukhuwah Islamiyah dan bersama-sama fokus pada esensi ibadah di bulan Dzulhijjah, yaitu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan memperkuat solidaritas sosial.

Menjadikan Perbedaan sebagai Kekayaan Khazanah Islam

Perbedaan dalam penetapan awal bulan Dzulhijjah dapat dilihat sebagai kekayaan khazanah Islam. Perbedaan ini menunjukkan keragaman pemikiran dan metodologi dalam memahami agama. Hal ini justru menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang dinamis dan terbuka terhadap interpretasi.

Umat Islam perlu belajar untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan perbedaan, saling menghargai pendapat dan keyakinan, serta fokus pada tujuan bersama, yaitu meraih ridho Allah SWT.

Penutup

Bulan Dzulhijjah bagi Muhammadiyah merupakan momen penuh makna untuk meningkatkan ketakwaan, memperkuat solidaritas sosial, dan melestarikan tradisi. Perbedaan dalam penetapan awal bulan Dzulhijjah tidak seharusnya menjadi penghalang untuk mencapai tujuan tersebut.

Marilah kita jadikan bulan Dzulhijjah sebagai momen untuk memperkuat persatuan dan kesatuan umat Islam, saling menghormati perbedaan, dan bersama-sama meraih ridho Allah SWT.

Kurban Idul Adha 1445 H

“Kami bantu, terima dan salurkan, InsyaAllah Sesuai Syariah & Tepat Sasaran !”  

Kurban Idul Adha 1445 H

Bergabunglah dalam program kurban di Masjid Al-Kahfi! Hanya dengan harga paket 3,5 juta, kita bisa berbagi kebahagiaan dengan sesama dan mendapatkan berkah yang melimpah. Ayo, jangan lewatkan kesempatan ini untuk berbagi kebaikan.

Transfer dan konfirmasi ke nomor di bawah ini:

No rek: 7268446669 (BSI)

A.n Qurban Masjid Al-Kahfi Bunut

Scroll to Top