Puasa Dzulhijjah Rumasyo: Dzulhijjah, bulan kesebelas dalam kalender Hijriyah, tak hanya diwarnai dengan ibadah haji. Bulan ini juga merupakan waktu yang istimewa untuk memperbanyak amalan shalih, salah satunya dengan melaksanakan puasa sunnah Dzulhijjah.
Artikel ini akan membahas puasa Dzulhijjah secara lengkap, tanpa afiliasi dengan lembaga tertentu. Kita akan mengulas tentang keutamaan bulan Dzulhijjah, landasan dalil puasa sunnah ini, ketentuan pelaksanaannya, serta orang-orang yang boleh tidak berpuasa.
Keutamaan Bulan Dzulhijjah
Dzulhijjah termasuk dalam bulan haram, yaitu bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Dalam bulan ini, segala amal shalih dilipatgandakan pahalanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satu pun.”
(HR Abu Dawud no. 2438, At-Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, Ahmad no. 1968)
Hadis ini menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Selain itu, di bulan ini terdapat peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Islam, seperti:
- Hari Arafah: Pada tanggal 9 Dzulhijjah, terjadi peristiwa wukuf di Padang Arafah, yang merupakan rukun haji.
- Idul Adha: Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam merayakan Idul Adha, Hari Raya Kurban.
- Mubahalah: Peristiwa perdebatan antara Nabi Muhammad dengan para pendeta Nasrani Najran terjadi pada bulan Dzulhijjah.
Dengan melaksanakan puasa sunnah di bulan yang penuh berkah ini, kita bisa meraih pahala yang berlipat ganda.
Dalil Puasa Dzulhijjah
Anjuran untuk melaksanakan puasa sunnah Dzulhijjah didasarkan pada beberapa hadis, di antaranya:
Hadis dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada hari Arafah, hari Asyura, dan tiga hari dalam setiap bulan.”
(HR Bukhari no. 1999 dan Muslim no. 1162)
Kebiasaan Rasulullah berpuasa pada hari Arafah, yang termasuk dalam bulan Dzulhijjah.
Hadis dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, ia berkata: “Telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ‘Barangsiapa yang berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan menghapuskan dosanya selama setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.’”
(HR Ahmad no. 8327)
Hadis ini menjelaskan keutamaan khusus puasa Arafah, yaitu diampuni dosa selama setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Hadis dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: “Adalah kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah dan sepuluh hari yang pertama dari Dzulhijjah.”
(HR At-Tirmidzi no. 758)
Rasulullah terkadang berpuasa selain hari Arafah, yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjah.
Berdasarkan hadis-hadis tersebut, para ulama sepakat bahwa puasa pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hukumnya sunnah muakkad (sangat dianjurkan). Sedangkan untuk puasa pada hari-hari lain di bulan Dzulhijjah, para ulama berbeda pendapat.
- Pendapat pertama menyatakan bahwa disunnahkan puasa pada seluruh hari selain hari Arafah di bulan Dzulhijjah, berdasarkan hadis dari Hunaidah bin Kholid di atas
- Pendapat kedua menyatakan bahwa disunnahkan puasa pada 9 hari pertama Dzulhijjah, tidak termasuk hari Arafah. Pendapat ini didasarkan pada hadis dari Ibnu Abbas yang hanya menyebutkan 9 hari pertama Dzulhijjah.
Melihat perbedaan pendapat ini, umat Islam dianjurkan untuk memilih pendapat yang paling kuat, yaitu menjalankan puasa pada seluruh hari di bulan Dzulhijjah, kecuali hari Arafah.
Hal ini dimaksudkan untuk mengambil keutamaan dari semua pendapat yang ada dan memperbanyak pahala di bulan yang penuh berkah ini.
Ketentuan Pelaksanaan Puasa Dzulhijjah
Puasa Dzulhijjah memiliki beberapa ketentuan, yaitu:
- Niat: Niat puasa Dzulhijjah dilakukan pada malam hari sebelum fajar.
- Waktu: Waktu puasa Dzulhijjah adalah dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
- Orang yang Berpuasa: Pada dasarnya, semua orang Islam yang memenuhi syarat untuk berpuasa wajib, diperbolehkan untuk melaksanakan puasa Dzulhijjah.
- Orang yang Tidak Berpuasa: Orang-orang yang tidak diperbolehkan berpuasa Dzulhijjah adalah:
- Orang yang sakit dan tidak mampu berpuasa.
- Musafir (orang yang sedang dalam perjalanan jauh).
- Wanita hamil dan menyusui.
- Orang tua renta yang tidak mampu berpuasa.
- Orang yang sedang haid atau nifas.
- Orang gila atau yang hilang akal.
Bagi orang-orang yang tidak bisa berpuasa, mereka dapat menggantinya dengan qadha’ (mengganti puasa di hari lain) atau fidyah (membayar denda).
Manfaat Puasa Dzulhijjah
Puasa Dzulhijjah memiliki banyak manfaat, baik bagi jasmani maupun rohani, di antaranya:
- Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
- Menyibukkan diri dengan ibadah di bulan yang penuh berkah.
- Mensucikan diri dari dosa dan kesalahan.
- Melatih diri untuk menahan hawa nafsu.
- Memperkuat rasa empati terhadap orang miskin dan kelaparan.
- Meningkatkan kesehatan jasmani.
Tips Melaksanakan Puasa Dzulhijjah
Berikut beberapa tips untuk melaksanakan puasa Dzulhijjah dengan lancar:
- Mempersiapkan diri dengan baik. Pastikan tubuh dalam kondisi fit dan siap untuk berpuasa.
- Membuat niat puasa sejak malam hari.
- Menyibukkan diri dengan kegiatan ibadah dan bermanfaat.
- Memperbanyak doa dan dzikir.
- Makan sahur dengan makanan yang bergizi.
- Menahan diri dari melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
- Menyempatkan waktu untuk tadarus Al-Qur’an.
- Berbuka puasa dengan makanan yang ringan dan menyehatkan.
Penutup
Dengan melaksanakan puasa Dzulhijjah rumasyo dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, kita akan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang bertakwa dan beriman.